
Meskipun League of Legends (LoL) bukan game yang paling populer di Indonesia, game ini telah mendominasi berbagai wilayah dunia seperti Korea Selatan, Tiongkok, serta Amerika dan Eropa. Bahkan, menurut data Esports Charts, League of Legends memiliki basis pemain yang besar dan menjadi salah satu turnamen esports paling banyak ditonton secara global.
Namun, berkecimpung sebagai content creator di game yang kurang booming di Indonesia bukanlah perjalanan yang mudah. Hal ini juga dirasakan oleh Claudya Avistha, atau yang lebih dikenal sebagai Clodi, seorang cosplayer dan content creator yang telah lama mengabdikan diri untuk League of Legends dan game lain dari Riot Games.
Perjalanan Karier Clodi di League of Legends
Sejak berkarier pada 2016, Clodi mengungkapkan bahwa pertumbuhan audiens dan komunitas League of Legends di Indonesia masih sangat minim. Meskipun telah mencoba berbagai peran, mulai dari cosplayer hingga streamer League of Legends dan Teamfight Tactics, tidak ada perubahan signifikan dalam jumlah views maupun subscriber di kanal YouTube miliknya.
Clodi pun menerima kenyataan bahwa League of Legends tidak memiliki pengaruh besar di pasar Indonesia. Bahkan, Riot Games hanya mengambil irisan kecil dalam ekosistem esports di Tanah Air, sehingga sulit bagi content creator seperti dirinya untuk berkembang sebesar kreator game populer lainnya.
Salah satu titik terang bagi komunitas LoL di Indonesia adalah rilisnya serial Arcane di Netflix, yang sedikit meningkatkan popularitas game ini. Clodi pun sempat menyewa booth di Comifuro, mengeluarkan biaya produksi hingga belasan juta rupiah untuk menjual merchandise League of Legends demi mempertahankan kecintaannya terhadap game ini.
Dedikasi Clodi Terhadap League of Legends
Meskipun tantangan terus menghadang, Clodi tetap teguh pada pilihannya. Dalam sebuah pernyataan, ia mengungkapkan bahwa ketenaran atau uang bukanlah alasan utama dirinya bertahan di League of Legends:
“Kalau nyari tenar atau duit mah gue udah pindah ke game sebelah kali ya. To be honest, gue udah senang ada beberapa orang bilang ‘Clodi’ itu yang langsung nongol di kepala mereka ketika ada yang bilang ‘cosplayer LoL’. Gue udah senang ketika live stream ada 5-20 orang yang nontonin keanehan gue main ini game walaupun gue enggak jago juga. Tapi terserah mau bilang gue caper atau bego, yang penting gue cuma mau berkarya di game yang gue suka.”
Hal yang patut diapresiasi dari Clodi adalah idealisme dan passion-nya yang luar biasa. Ia tidak hanya seorang cosplayer, tetapi juga content creator yang benar-benar memahami dan mencintai League of Legends serta Teamfight Tactics.

Di saat banyak orang menjadikan karier dan uang sebagai prioritas utama, Clodi membuktikan bahwa cinta terhadap satu game bisa menjadi alasan kuat untuk terus berkarya. Sebuah dedikasi yang layak menjadi inspirasi bagi content creator lainnya.