
Di dunia game horor modern yang sering fokus pada jumpscare dan grafik mengerikan, Post Trauma hadir seperti angin segar—gelap, pelan, dan melankolis. Game ini menolak untuk hanya menjadi sekadar “menakutkan”. Ia ingin menjadi pengalaman, sebuah perjalanan batin yang merayap pelan-pelan ke bawah kulitmu.
Dikembangkan oleh RED SOUL GAMES dan dipublikasikan oleh Raw Fury, Post Trauma mengambil inspirasi besar dari Silent Hill, Resident Evil klasik, dan bahkan film-film surealis karya David Lynch. Namun ia tidak berhenti sampai di sana. Game ini adalah cerita tentang trauma personal, rasa bersalah, dan pencarian penebusan dalam bentuk interaktif.

📖 Cerita: Roman dan Dunia yang Tidak Pernah Bangun
Kamu bermain sebagai Roman, seorang pria paruh baya yang tampaknya biasa. Tapi begitu dia bangun di sebuah tempat asing yang penuh lorong gelap dan simbol aneh, semuanya berubah. Tak ada penjelasan bagaimana dia tiba di sana, tak ada penanda waktu, dan lebih buruknya… Roman pun mulai meragukan siapa dirinya sendiri.
🎭 Narasi yang Terpecah
Cerita disampaikan secara tidak langsung. Kamu tidak akan menemukan cutscene panjang atau narasi gamblang. Sebaliknya, game ini menggunakan:
- Memo dan catatan misterius
- Visual simbolis seperti ruang terdistorsi, patung retak, dan cermin berkabut
- Simbol psikologis, seperti kereta tak berhenti, pintu terkunci, dan boneka rusak
- Suara-suara samar: isakan, jeritan jauh, radio rusak
Roman adalah representasi dari manusia yang tidak bisa “move on” dari kejadian kelam. Dunia di sekelilingnya adalah proyeksi pikirannya sendiri, seperti mimpi buruk yang dibuat oleh trauma yang tak sembuh.

🧠 Tema: Eksplorasi Psikologis yang Dalam
Post Trauma membongkar tema-tema berat:
- 🔗 Rasa bersalah: Roman terus berkonfrontasi dengan kenangan yang tak ingin dia hadapi
- 🧩 Disosiasi realitas: Dunia berubah-ubah seiring emosi Roman
- ⚰️ Kematian dan kehilangan: Banyak petunjuk tentang peristiwa tragis di masa lalu
- 🪞 Ketakutan terhadap diri sendiri: Monster dalam game mungkin tidak sepenuhnya eksternal

🕹️ Gameplay: Lambat, Berat, dan Sarat Tekanan
🎮 Mekanik Utama
- Kamera Fixed & Tank Control: Seperti Resident Evil lama, kamu bergerak dengan gaya klasik yang bisa terasa kaku—tapi justru inilah yang menambah tensi.
- Eksplorasi Tenang Tapi Tegang: Tidak ada HUD penuh, tidak ada map interaktif. Kamu harus memperhatikan sekitar.
- Puzzle Naratif: Teka-teki tidak hanya menantang otak, tapi sering kali bersifat simbolis.
- Combat Seperlunya: Senjata terbatas, musuh berbahaya, tapi menghindar seringkali jadi pilihan bijak.
⚖️ Ritme Permainan
Game ini tidak terburu-buru. Kamu akan berjalan pelan, membuka pintu perlahan, mendengarkan suara di kejauhan, dan bertanya-tanya: “Apa ini nyata?”

🌫️ Estetika Visual & Atmosfer: Surealis dan Tercekik Sunyi
Visual Post Trauma seperti lukisan yang rusak—tekstur era PS2, kabut berat, pencahayaan minimal, dan detail ambient yang membuat tiap ruang terasa punya cerita.
🎨 Gaya Artistik
- Desain surealis: Tangga tak berujung, jalan buntu yang berubah arah, ruang yang tidak logis
- Kontras tajam antara cahaya & gelap: Fokus pada bayangan dan kilatan lampu rusak
- Desain audio minimalis: Tidak ada musik latar yang terus mengiringi. Justru keheningan yang berbicara

🔍 Filosofi Desain: Horor yang Berasal dari Dalam
Game ini tidak memaksamu untuk lari dari hantu, tapi dari dirimu sendiri. Monster bisa ditafsirkan sebagai emosi Roman yang dikubur. Lingkungan menjadi alegori psikologis: koridor adalah kenangan, kunci adalah jawaban, dan musuh adalah rasa bersalah.
🖥️ Platform Tersedia
Platform | Status |
---|---|
PC (Steam) | ✅ Demo tersedia |
PlayStation 5 | ✅ Akan dirilis |
Xbox Series X/S | ✅ Akan dirilis |
Steam Deck | ⚠️ Kompatibilitas belum resmi |
Mac/Linux | ❌ Tidak tersedia |
PS4/Xbox One | ❌ Tidak direncanakan |

✅ Kelebihan
- ✔️ Cerita psikologis yang emosional dan kuat
- ✔️ Gaya artistik yang mencekam dan unik
- ✔️ Penghormatan yang indah untuk horor klasik
- ✔️ Atmosfer audio-visual yang menyerap
- ✔️ Pendekatan naratif tidak linier dan bebas interpretasi
❌ Kekurangan
- ❌ Kontrol “tank” bisa terasa berat bagi pemain baru
- ❌ Tidak cocok untuk semua orang—terutama yang ingin horor cepat
- ❌ Tempo lambat dan minim aksi eksplisit
- ❌ Masih dalam pengembangan (rasa penasaran tinggi)

🎮 Rekomendasi Game Serupa
Judul Game | Kenapa Cocok? |
---|---|
Signalis | Tema eksistensial, kamera statis, visual retro |
Silent Hill 2 (Remake) | Trauma dan rasa bersalah sebagai fondasi naratif |
Tormented Souls | Format klasik survival horror dengan sentuhan modern |
The Medium | Eksplorasi realitas ganda dan simbolisme psikologis |
Never Again | Fokus pada trauma anak-anak dan simbolisme mimpi |

🧾 Penutup: Di Mana Realita dan Trauma Menyatu
Post Trauma bukan hanya sebuah game, tapi sebuah meditasi interaktif tentang duka, ingatan, dan upaya manusia menghadapi sisi tergelap dirinya sendiri.
Ia bukan game yang akan kamu “mainkan dan lupakan”, tapi sesuatu yang akan menghantuimu bahkan setelah kamu mematikannya.
“Mimpi buruk terburuk bukanlah yang membuat kita terbangun… tapi yang membuat kita tak ingin bangun.”
Jika kamu pencinta horor yang filosofis, lambat, dan emosional, Post Trauma bisa jadi salah satu pengalaman paling berkesan dalam hidupmu.