“Kadang kita lupa siapa diri kita. Tapi dunia tak pernah lupa bagaimana cara menyembuhkan kita—lewat tanah yang kita sentuh, makhluk yang kita rawat, dan persahabatan yang kita tumbuhkan.”
🌊 Prolog: Lahir Kembali di Dunia yang Penuh Cahaya
Kamu terbangun di sebuah pantai. Ingatanmu hilang. Namamu terlupakan. Tapi dunia menyambutmu dengan lembut.
Itulah awal dari Re:Legend, sebuah game yang tak hanya menawarkan sistem pertanian dan petualangan, tapi juga perjalanan membangun kembali diri dalam dunia yang penuh keajaiban bernama Ethia.
Kamu tidak hanya akan bertani. Kamu akan membangun rumah, berteman dengan penduduk, mengalahkan monster, menjinakkan makhluk ajaib bernama Magnus, dan perlahan menyusun kembali potongan-potongan dirimu yang hilang.
🏡 Vokka Village: Rumah yang Menerima Tanpa Tanya
Dunia Ethia luas, namun titik awalnya adalah Vokka Village — desa pesisir yang hangat dan penuh warna.
Penduduknya penuh karakter: ada nelayan yang ceria, pandai besi pendiam, dan dokter yang terlalu serius.
Setiap NPC bisa menjadi teman, dan jika kamu cukup dekat, kamu bahkan bisa menjalin hubungan romantis.
Desa ini berkembang seiring waktu. Kamu bisa membuka toko baru, memperbaiki bangunan, dan membuat komunitasnya hidup.
“Vokka bukan hanya tempat tinggal. Ia adalah tempat kamu tumbuh—sebagai diri yang baru, tapi penuh kemungkinan.”
🐉 Magnus: Teman, Petarung, dan Cermin Hatimu
Salah satu fitur paling unik dari Re:Legend adalah kehadiran makhluk-makhluk magis yang disebut Magnus.
Magnus bukan sekadar peliharaan. Mereka:
Bisa dijinakkan, diberi makan, dan dirawat layaknya hewan peliharaan
Akan membantumu bertani, membawa barang, bahkan ikut bertarung
Memiliki evolusi dan bentuk-bentuk yang indah, lucu, atau menakjubkan
Setiap Magnus punya karakter dan kebutuhan berbeda. Hubunganmu dengan mereka adalah hubungan emosional, bukan mekanik belaka.
“Kamu tidak hanya bertarung bersama mereka. Kamu tumbuh bersama mereka.”
🌱 Farming, Fishing & Crafting: Kehidupan yang Ditanam Setiap Hari
Meski punya sistem RPG dan eksplorasi dungeon, Re:Legend tetap setia pada akar game life-sim.
Kamu akan:
Menanam berbagai sayuran dan buah, dari wortel biasa sampai tanaman magis
Memancing di berbagai spot: danau, sungai, laut—dengan jenis ikan unik
Mengumpulkan bahan untuk membuat baju, senjata, makanan, dan perabot rumah
Tidak ada tekanan waktu. Semua tumbuh dengan ritme yang lembut.
“Di dunia yang menuntut segalanya cepat, Ethia mengajarkan kita bahwa hidup bisa dijalani perlahan, tapi penuh makna.”
⚔️ Petualangan: Dari Lahan Tenang ke Dunia Berbahaya
Jangan tertipu oleh visualnya yang lembut. Dunia Ethia menyimpan bahaya.
Terdapat berbagai dungeon dan area liar yang penuh musuh dan bos besar. Kamu bisa menjelajah dengan:
Pedang, busur, atau senjata sihir
Magnus yang membantumu menyerang atau bertahan
Skill dan equipment yang bisa ditingkatkan
Setiap pertarungan bukan hanya ujian ketahanan, tapi juga ujian kedekatanmu dengan Magnus.
🎨 Visual: Dunia Lembut yang Seperti Gambar Buku Cerita
Gaya grafis Re:Legend mengambil pendekatan chibi-anime dengan warna cerah dan bentuk bulat yang menggemaskan.
Langit biru jernih menyelimuti setiap pagi
Air laut memantulkan sinar mentari dengan damai
Pohon-pohon bergoyang pelan saat kamu lewat
Magnus didesain dengan imajinasi tinggi—mulai dari naga lucu sampai lumba-lumba bersayap
“Setiap tempat di Ethia seolah berkata: kamu aman di sini, kamu dicintai di sini.”
🎵 Musik: Nada Lembut untuk Petualangan yang Tenang
Soundtrack dalam Re:Legend tidak bombastis. Ia hadir dengan kelembutan.
Musik pagi di Vokka menyambutmu seperti sinar matahari
Saat bertarung, nada-nada cepat mengalir namun tidak memekakkan
Lagu malam membuatmu ingin duduk di dekat Magnus-mu dan menatap bintang
Suara-suara alam juga mendominasi: desiran angin, tumpahan air, langkah kaki di tanah basah—semuanya menyatu seperti meditasi interaktif.
💫 Tema dan Filosofi: Membangun Kembali Diri Lewat Dunia yang Baru
Re:Legend lebih dari sekadar game. Ia adalah refleksi:
Tentang bagaimana kehilangan bukan akhir, tapi awal yang lebih tulus
Tentang bahwa kamu bisa membangun kembali hidup, satu benih, satu persahabatan, satu hari pada satu waktu
Tentang bagaimana hewan, alam, dan hubungan bisa menjadi pengganti suara hati yang hilang
“Ketika kamu lupa siapa dirimu, dunia ini mengingatkannya—dengan lembut, dan dengan cinta.”
✅ Kelebihan Re:Legend
🐾 Sistem Magnus yang unik dan mendalam Kombinasi peliharaan dan partner bertarung yang benar-benar hidup.
🌾 Keseimbangan sempurna antara farming dan RPG Kamu bisa memilih untuk menikmati keduanya, atau fokus pada satu jalur.
🎨 Visual indah dan dunia penuh warna Memberi rasa damai tanpa kehilangan keseruan.
🎶 Soundtrack yang cocok untuk healing Cocok dimainkan saat butuh istirahat mental.
👫 Fitur multiplayer Bisa bertani dan berpetualang bersama teman—lebih seru dan intim.
⚠️ Kekurangan
🐞 Bug dan glitch teknis Pada versi awal, cukup banyak masalah performa dan UI.
💬 Dialog dan alur cerita bisa terasa datar Tidak terlalu kompleks, lebih cocok untuk relaksasi daripada drama.
🎮 Kontrol kadang terasa kaku Terutama saat bertarung di ruang sempit atau mengganti equipment.
🌈 Momen Tak Terlupakan
Satu momen indah terjadi ketika kamu berhasil menjinakkan Magnus pertamamu. Ia berjalan pelan ke arahmu, menatap matamu, lalu bersandar di tubuhmu.
“Di situ, aku tidak merasa sedang bermain game. Aku merasa sedang membangun rumah di dunia yang dulu terasa asing.”
📋 Rincian Teknis
Judul: Re:Legend
Developer: Magnus Games Studio
Publisher: 505 Games
Rilis: 6 September 2022 (versi 1.0)
Platform: PC, Nintendo Switch, PS4, Xbox One
Durasi Main: 30–100+ jam
Genre: RPG, Farming Sim, Life Sim, Multiplayer Adventure
🐚 Epilog: Dunia yang Menyambut Luka dengan Harapan
Re:Legend adalah game tentang kembali—bukan ke tempat, tapi ke diri sendiri.
Ia tidak meminta banyak darimu. Hanya waktu, sedikit perhatian, dan kesediaan untuk mencintai makhluk-makhluk aneh dengan sepenuh hati. Dan sebagai gantinya, ia memberi dunia yang tak hanya hidup, tapi mau hidup bersamamu.
“Kamu bukan siapa-siapa saat datang. Tapi saat kamu menanam, bertarung, mencintai, dan membangun kembali… kamu jadi legenda. Bukan karena kekuatanmu, tapi karena kebaikanmu.”