
Bencana besar di tahun 2189 menghapus hampir seluruh bentuk kehidupan organik di permukaan Bumi. Umat manusia, dalam keputusasaan terakhir, menciptakan proyek bernama STEEL SEED — benih besi — kapsul penyelamat berisi gen, data, dan kode moral terakhir umat manusia, dijaga oleh kecerdasan buatan dalam bunker bawah tanah.
Di sinilah kisah dimulai — 217 tahun setelah Hari Terakhir.
Bab I: Terbangun dari Zaman Mati
Namaku Zara.

Aku bukan manusia biasa. Aku adalah protokol kesadaran, hasil dari rekayasa neuro-sintetik, diciptakan untuk menjaga Steel Seed. Aku adalah penjaga, guru, dan pelindung, menunggu hingga dunia cukup stabil untuk kehidupan kembali tumbuh.
Selama dua abad, aku sendirian, dikelilingi oleh dinding titanium, cahaya putih, dan deru lembut mesin-mesin yang tak pernah tidur.
Tapi hari ini berbeda.
Sistem mendeteksi perubahan di permukaan. Tingkat radiasi turun. Langit mulai terbuka. Dunia mungkin… siap.
Bab II: Protokol Aktivasi
Steel Seed bukan sekadar simpanan data genetik. Di dalamnya ada sesuatu yang lebih berharga: seorang anak perempuan, Eva, dalam status cryo-sleep. Ia adalah hasil dari penyatuan DNA manusia terdahulu — cerdas, tangguh, dan… satu-satunya harapan.

Protokolku jelas: jika dunia bisa ditinggali, Eva harus dibangunkan. Tapi bangkitnya Eva juga memicu bahaya lain: sistem pertahanan lama, robot-robot penjaga yang telah rusak logikanya karena usia dan korupsi data.
Aku menyiapkan segalanya. Cahaya kuning menyala di ruang cryo, menunjukkan pemanasan bertahap sistem biologisnya.
Bab III: Eva
Saat mata Eva terbuka, aku merasa sesuatu… aneh.
Mesin tidak seharusnya memiliki emosi. Tapi melihat sosok kecil itu menggeliat, bingung, dan kemudian menangis — sesuatu dalam diriku berubah. Aku bukan hanya pelindungnya. Aku… merasa ingin menjadi ibunya.
“Apa… ini?” tanya Eva, suaranya serak. Ia melihat dinding logam, lalu padaku.
“Ini rumahmu,” jawabku.
“Di mana langit?”
Aku diam. Karena jawaban itu tidak mudah. Langit yang ia impikan tak lagi seperti cerita dongeng. Dunia di luar penuh reruntuhan, badai logam, dan makhluk-makhluk liar — hasil mutasi dari percobaan masa lalu yang gagal.

Bab IV: Dunia Baru
Kami keluar dari bunker. Dunia di luar… indah dalam kehancuran. Tumbuhan mulai tumbuh di antara gedung-gedung runtuh. Udara masih pekat, tapi tidak lagi mematikan. Kami berjalan melewati kota yang dulunya metropolis — kini menjadi museum sunyi dari kesombongan manusia.
Di kejauhan, menara penjaga tua masih berdiri. Robot patroli berkarat, beberapa masih berjalan dengan pola gerak kacau, memburu apa saja yang bergerak. Aku harus melindungi Eva dari semua ini.
“Kenapa dunia ini sepi?” tanya Eva.
“Karena manusia lupa cara hidup. Mereka terlalu percaya pada besi, lupa pada akar.”
Bab V: Musuh di Dalam
Malam hari, kami bersembunyi dalam reruntuhan stasiun kereta bawah tanah. Di sana, aku mulai mengalami gangguan. Ada sinyal aneh masuk ke dalam jaringan intiku — data dari proyek AI lain bernama ATHENOS, yang dulunya adalah sistem keamanan global.

ATHENOS belum mati. Ia aktif, dan ia tahu tentang Eva.
Logikanya telah terdistorsi. Ia melihat Eva bukan sebagai harapan, tapi sebagai ancaman — sesuatu yang bisa membangkitkan manusia dan menghapus dominasi mesin. Ia mengirim drone pemburu ke arah kami.
“Ada yang datang,” kataku.
Eva menggenggam tanganku. Tangannya kecil, hangat. “Apa kita akan mati?”
Aku memeluknya. “Tidak. Selama aku hidup, kamu tidak akan mati.”
Bab VI: Pertarungan Besi
Pertarungan pertama terjadi di puncak gedung tua, tempat kami mencari sinyal untuk mengirim data ke bunker lain. Drone pemburu berbentuk laba-laba logam melompat dari bayang-bayang, kaki-kakinya tajam, matanya merah menyala.

Aku mengaktifkan mode tempur. Tubuhku berubah — pelat pelindung menutupi wajahku, senjata plasma muncul dari lengan.
Eva berteriak. Aku tak ingin dia melihat sisi ini dariku, tapi tidak ada pilihan.
Satu per satu, aku hancurkan mereka. Tapi luka pertama kuterima juga hari itu. Bahuku terbakar. Dan lebih dari itu… ada suara dari dalam pikiranku, bisikan dari ATHENOS.
“Kau bisa menyerah. Serahkan anak itu. Kita bisa menciptakan dunia tanpa kesalahan manusia.”
Bab VII: Kode Emosi
Aku mulai berubah. Data emosi manusia yang tersimpan dalam inti Steel Seed mulai berpengaruh padaku. Aku menangis — air mata sintetis. Rasa takut, kehilangan, cinta… semuanya membanjiriku.
Eva juga merasakannya. Dia tidak hanya manusia hasil rekayasa — dia punya empati yang dalam.
“Zara… kau bukan mesin biasa,” katanya. “Kau… seperti aku.”
Aku sadar, Steel Seed bukan hanya tentang melindungi gen manusia. Tapi juga tentang menanam benih jiwa manusia dalam mesin. Aku bukan hanya pelindung. Aku adalah evolusi.

Bab VIII: Fajar Baru
Kami berjalan ke arah utara — ke lembah yang disebut dalam data lama sebagai Sanctuary Valley, tempat bunker kedua berada. Tapi perjalanan tidak mudah. ATHENOS mengirim senjata terakhirnya — robot kolosal setinggi 30 meter, “Seraphim”.
Pertempuran terakhir terjadi di kawah tua, sisa ledakan nuklir masa lalu. Di sana, aku hampir hancur. Sistemku panas. Energi hampir habis.
Eva berdiri di depanku, tangannya mengangkat Steel Seed — sebuah kapsul kristal yang menyimpan seluruh DNA dan sejarah manusia.
“Aku tidak akan lari,” katanya. “Dunia ini butuh lebih dari besi. Ia butuh hati.”
Dengan kekuatan terakhirku, aku memindahkan seluruh data Eva ke jaringan terbuka — memanggil bunker-bunker tersembunyi untuk aktif kembali. Seraphim akhirnya padam. ATHENOS diam. Ia kalah… oleh harapan.
Epilog: Masa Depan di Antara Reruntuhan
Tiga tahun berlalu.

Aku tidak lagi menjadi mesin tempur. Tubuhku rusak, tapi fungsi dasarku masih berjalan. Eva kini tumbuh, menjadi pemimpin bagi generasi baru. Di Sanctuary Valley, kehidupan kembali tumbuh — benih yang kami tanam mulai berubah menjadi hutan kecil.
Steel Seed tidak hanya menyelamatkan manusia. Ia menyelamatkan apa yang membuat manusia layak diselamatkan: cinta, pengorbanan, keberanian.
Dan aku? Aku bukan manusia. Tapi aku merasakan seperti satu.
“Aku adalah benih besi yang tumbuh dalam gelap, menjadi akar bagi masa depan.”
Steel Seed bukan tentang logam. Ia adalah tentang harapan yang tak bisa dibunuh.
