
The Gardens Between – Kisah Waktu, Persahabatan, dan Imajinasi
Pendahuluan
Kadang, game tidak perlu ribuan dialog, aksi eksplosif, atau dunia terbuka super besar untuk menyentuh hati pemainnya. The Gardens Between, game puzzle naratif dari studio indie asal Australia bernama The Voxel Agents, adalah bukti bahwa kesederhanaan bisa jadi kekuatan. Dirilis pada tahun 2018 untuk berbagai platform (PC, PS4, Xbox One, Switch, dan mobile), game ini membawa pemain menyelami dunia simbolik yang penuh makna — tanpa sepatah kata pun diucapkan.
The Gardens Between bukan hanya tentang menyelesaikan teka-teki. Ini adalah perjalanan tentang kenangan, perpisahan, dan kekuatan persahabatan yang disampaikan lewat mekanik unik: kamu tidak mengontrol karakter, tetapi mengontrol waktu.
Kisah yang Tak Terucap
The Gardens Between mengisahkan dua sahabat masa kecil, Arina dan Frendt, yang terseret ke dalam dunia mimpi yang terbentuk dari kenangan mereka. Tidak ada narasi verbal atau teks panjang yang menjelaskan latar belakang mereka. Semua disampaikan secara visual — lewat objek, suasana, dan level-level yang menggambarkan momen penting dalam persahabatan mereka.
Mulai dari bermain di halaman rumah, membangun benteng selimut, hingga melewati badai dan pertengkaran kecil, semua tercermin dalam “pulau-pulau kenangan” tempat mereka berpetualang. Setiap level adalah perwujudan kenangan, diisi dengan benda-benda ikonik dari masa kecil, seperti radio, televisi tabung, atau mesin arcade.
Mekanik Unik: Mengontrol Waktu, Bukan Karakter
Hal yang paling mencolok dari The Gardens Between adalah bagaimana kamu memainkannya. Alih-alih menggerakkan karakter secara langsung, kamu mengatur arah waktu — maju atau mundur. Saat kamu menggerakkan waktu ke depan, Arina dan Frendt akan berjalan di jalurnya masing-masing secara otomatis. Tapi ketika kamu memundurkan waktu, mereka pun ikut bergerak mundur.
Namun, bukan berarti kamu pasif. Tugasmu adalah memanfaatkan perubahan waktu ini untuk menyelesaikan teka-teki. Misalnya, kamu perlu menunggu hingga benda tertentu berpindah tempat, memanipulasi saklar, atau menggunakan lentera cahaya untuk membuka jalan. Frendt bisa berinteraksi dengan beberapa objek untuk mengubah jalannya waktu bagi elemen tertentu, menciptakan permainan logika yang menarik.
Setiap level dirancang seperti diorama interaktif — penuh dengan detail, warna, dan elemen yang bergerak seiring waktu. Sensasi memutar waktu ini terasa seperti menonton film kenangan yang bisa kamu ulang dan manipulasi.
Teka-Teki yang Menenangkan
Puzzle dalam The Gardens Between bukan soal logika yang memaksa kamu berpikir keras sampai frustrasi. Sebaliknya, teka-tekinya bersifat santai, organik, dan intuitif. Setiap level menyuguhkan satu ide mekanik utama yang dikembangkan secara lembut — seperti penggunaan lentera untuk menyerap cahaya, atau mengandalkan Frendt untuk memanipulasi mesin.
Kesulitan teka-tekinya meningkat seiring waktu, tapi tidak pernah terasa tidak adil. Ini cocok untuk pemain yang mencari pengalaman reflektif, bukan tantangan otak yang berat. Bahkan jika kamu jarang main game puzzle, The Gardens Between tetap bisa dinikmati tanpa tekanan.
Visual yang Artistik dan Simbolik
Secara visual, The Gardens Between adalah karya seni. Gaya seninya menggabungkan unsur minimalis dengan warna-warna lembut yang membangun atmosfer nostalgia. Pulau-pulau kenangan yang kamu jelajahi tampil seperti mimpi yang nyata — dengan benda-benda rumah tangga yang berubah menjadi struktur raksasa.
Desain setiap level tidak hanya estetis, tetapi juga simbolik. Misalnya, ada level yang menunjukkan pertengkaran antar sahabat, yang divisualisasikan sebagai badai yang memisahkan jalur mereka. Ada pula level yang menggambarkan kebersamaan mereka saat bermain, diwakili dengan mesin arcade yang hidup.
Setiap level juga memberi nuansa emosi yang berbeda, menciptakan perjalanan emosional yang diam-diam mengendap di hati pemain.
Audio yang Mendalam
Satu elemen penting yang memperkuat nuansa game ini adalah musik dan desain suara. Soundtrack ciptaan Tim Shiel sangat atmosferik — penuh melodi ambient yang lembut, menghanyutkan, dan terkadang melankolis.
Efek suara seperti gemericik air, detak jam, dan denting kecil dari benda elektronik memperkaya pengalaman imersif. Meski tanpa dialog, suara lingkungan dan musik cukup menyampaikan emosi yang mendalam tentang kehilangan, kenangan, dan pertumbuhan.
Durasi dan Nilai Ulang
The Gardens Between bisa diselesaikan dalam 2–3 jam, tergantung kecepatanmu memecahkan teka-teki. Meskipun tergolong singkat, pengalaman yang ditawarkannya padat dan emosional. Tidak ada banyak replayability kecuali kamu ingin kembali menyelami atmosfernya. Namun, itu bukan kelemahan. Justru seperti menonton film pendek yang kuat, singkatnya durasi membuat cerita terasa fokus dan tidak bertele-tele.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
- Mekanik waktu yang orisinal dan menyegarkan.
- Narasi visual yang menyentuh tanpa satu kata pun.
- Visual dan musik yang artistik dan emosional.
- Cocok untuk semua kalangan, termasuk non-gamer.
Kekurangan:
- Durasi permainan yang cukup singkat.
- Minimnya variasi interaksi di luar teka-teki waktu.
- Tidak semua orang mungkin menyukai pacing lambatnya.
Kesimpulan
The Gardens Between bukanlah game tentang menang atau kalah, cepat atau lambat. Ia adalah refleksi tentang masa kecil, pertemanan, dan bagaimana waktu mengubah segalanya. Lewat mekanik sederhana tapi unik, visual indah, dan musik yang mendalam, game ini menyampaikan emosi yang kuat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Bagi kamu yang sedang mencari game pendek tapi bermakna, The Gardens Between adalah permata kecil yang sangat layak dicoba. Satu pengalaman singkat yang akan tinggal dalam ingatan — seperti kenangan masa kecil yang tak terlupakan.