PRAGMATA – Harapan di Dunia yang Retak


1. Awal Sebuah Mimpi Futuristik

Di dunia video game modern, di mana judul-judul besar sering kali mengejar sensasi aksi atau kompetisi daring, Pragmata muncul sebagai sesuatu yang berbeda — sebuah teka-teki ilmiah yang memadukan drama manusia, misteri eksistensial, dan teknologi masa depan dalam satu bingkai sinematik yang menakjubkan.

Game ini dikembangkan oleh Capcom, studio legendaris asal Jepang yang dikenal lewat waralaba besar seperti Resident Evil, Devil May Cry, dan Monster Hunter. Namun kali ini, mereka berani melangkah ke wilayah yang belum pernah benar-benar mereka kuasai sebelumnya: sci-fi psikologis dengan pendekatan naratif sinematik.

Proyek Pragmata diumumkan pertama kali sebagai game misterius yang menggoda imajinasi — hanya cuplikan singkat tentang seorang astronot di kota kosong, seorang gadis misterius, dan bulan yang hancur di langit. Tak banyak kata, tapi cukup untuk menimbulkan rasa ingin tahu mendalam di kalangan gamer seluruh dunia.

Selama bertahun-tahun, pengembangan Pragmata mengalami beberapa penundaan, namun pada akhirnya Capcom memastikan bahwa proyek ini tetap hidup dan berkembang — bukan sekadar “tech demo”, melainkan petualangan emosional penuh makna tentang kemanusiaan, kehilangan, dan harapan.


2. Dunia dan Latar Cerita

Ceritanya berlatar di masa depan jauh, di mana Bumi telah menjadi tempat yang asing bagi manusia. Peradaban runtuh setelah serangkaian bencana ekologis, perang data, dan kegagalan teknologi orbit buatan. Kota-kota modern berubah menjadi ruang kosong yang hanya dihuni oleh sisa-sisa hologram masa lalu.

Kita berperan sebagai seorang astronot tanpa nama, seorang penjelajah yang tampaknya datang dari stasiun luar angkasa atau realitas alternatif. Ia tiba di Bumi dalam misi yang tidak sepenuhnya dijelaskan di awal permainan. Dunia yang ia pijak tampak nyata, tapi ada sesuatu yang aneh — langit penuh glitch, gravitasi kacau, dan benda-benda melayang tanpa arah.

Di tengah kesunyian itu, ia bertemu seorang gadis kecil bernama Diana — seorang anak dengan penampilan polos, tapi memiliki kekuatan aneh: mampu memanipulasi realitas dan mengendalikan gravitasi di sekitarnya. Diana bukan manusia biasa — ia diyakini sebagai entitas digital-biologis, hasil dari eksperimen teknologi manusia yang dulu mencoba “menyelamatkan masa depan” melalui program kesadaran buatan.

Tujuan perjalananmu sederhana namun sarat makna: menemukan kebenaran tentang asal-usul Diana dan mengembalikannya ke rumahnya — entah itu Bumi, Bulan, atau tempat yang belum dikenal.


3. Tema dan Makna di Balik Cerita

Pragmata bukan sekadar game aksi sci-fi; ia adalah refleksi tentang hubungan manusia dengan teknologi dan realitas.
Beberapa tema besar yang muncul antara lain:

  • Kehilangan dan Kesepian: Astronot adalah simbol manusia modern — sendirian di dunia yang ia bantu hancurkan, mencari arti hidup dalam kehampaan digital.
  • Teknologi dan Kemanusiaan: Diana merepresentasikan hasil tertinggi dari kecerdasan buatan — namun justru ia yang menunjukkan emosi paling manusiawi dalam cerita.
  • Realitas vs. Simulasi: Dunia di Pragmata tidak stabil. Apakah semua ini nyata, atau hanya simulasi dari masa lalu yang direkonstruksi?
  • Harapan di Tengah Kekacauan: Walau kelam, inti cerita Pragmata tetap tentang harapan — bagaimana manusia tidak berhenti berjuang bahkan di ujung kehancuran dunia.
ES] PRAGMATA - First Contact Trailer on Make a GIF

4. Gameplay dan Mekanik Utama

Secara gameplay, Pragmata memadukan elemen action-adventure, puzzle fisika, eksplorasi atmosferik, dan narasi sinematik. Berikut rincian mekaniknya:

a) Eksplorasi Dunia Terbuka Semi-Linear

Game ini membawa pemain menjelajahi reruntuhan kota futuristik yang terapung di orbit Bumi. Meskipun tidak sepenuhnya open world, tiap area luas dan penuh rahasia untuk ditemukan: terminal komunikasi rusak, data log, serta artefak masa lalu manusia.

b) Sistem Gravitasi Dinamis

Salah satu fitur paling unik dari Pragmata adalah manipulasi gravitasi.
Sebagai astronot dengan peralatan khusus, kamu dapat menembakkan medan gravitasi untuk berjalan di dinding, melayang di udara, atau membalikkan arah gaya tarik di sekitar objek. Sistem ini bukan hanya visual keren — ia menjadi inti dari puzzle dan pertempuran.

Contoh: di satu misi, kamu harus menyelamatkan Diana dari kehancuran struktur orbital dengan membalik arah gravitasi dan menciptakan jalur baru menggunakan reruntuhan mengambang.

c) Mekanik “Proteksi dan Kolaborasi”

Diana bukan sekadar NPC pasif. Ia punya kemampuan sendiri — menahan proyektil, memperlambat waktu, bahkan membuka portal gravitasi kecil. Namun karena dia masih anak-anak, pemain harus melindunginya dari ancaman fisik maupun distorsi lingkungan.

Interaksi antara pemain dan Diana adalah inti emosi game ini. Terkadang kamu perlu memeluknya agar ia tenang, atau menenangkannya agar kekuatannya tidak keluar kendali. Hubungan ini tumbuh seiring cerita — seperti hubungan ayah dan anak, atau manusia dan ciptaannya.

d) Pertempuran Melawan “Spectral Entities”

Musuh dalam Pragmata bukan alien konvensional, melainkan entitas digital-fisik, bayangan dari sistem AI yang rusak. Mereka muncul sebagai hologram bercampur materi, menyerang dengan distorsi dan manipulasi ruang.
Pertempuran lebih menekankan taktik dan adaptasi fisika ketimbang sekadar menembak cepat. Kamu harus mengatur medan gravitasi agar bisa bertarung efektif di lingkungan tiga dimensi.

e) Puzzle Eksperimen dan Ruang Distorsi

Beberapa misi mengharuskanmu “menstabilkan realitas” — memecahkan puzzle yang berkaitan dengan jaringan satelit, fluktuasi gravitasi, dan glitch visual. Puzzle ini tidak hanya menantang secara logika, tapi juga memperdalam kisah karena setiap penyelesaian mengungkap fragmen memori dunia lama.


5. Visual dan Desain Dunia

Capcom menggunakan RE Engine, mesin yang sama yang dipakai dalam Resident Evil Village dan Devil May Cry 5, namun disesuaikan untuk menghadirkan pemandangan sci-fi berskala besar.

Dunia di Pragmata sangat sinematik:

  • Kota kosong yang dipenuhi hologram manusia masa lalu.
  • Bulan pecah yang terlihat jelas di langit, menjadi simbol kehancuran.
  • Ruang hampa di mana benda-benda melayang tanpa arah.
  • Laboratorium futuristik dengan pantulan real-time dan efek transparansi digital.

Semua itu membangun atmosfer yang memukau dan sekaligus menakutkan. Game ini memadukan realitas keras dan keindahan sunyi, menciptakan pengalaman visual yang filosofis — dunia yang begitu cantik, tapi juga mati.


6. Audio dan Musik

Musik di Pragmata memainkan peran besar dalam membangun emosi. Alih-alih menggunakan orkestra bombastis, game ini memakai komposisi ambient elektronik dengan nuansa melankolis. Dentingan piano lembut bercampur dengan suara mesin, statis radio, dan bisikan digital menciptakan sensasi “kesepian di antara bintang-bintang.”

Efek suara juga sangat detail:

  • Suara langkah di permukaan logam tanpa gravitasi.
  • Gemerisik angin buatan dari ventilasai orbital.
  • Denyut jantung astronot saat kehabisan oksigen.

Semua itu menambah intensitas atmosfer yang mendalam.


7. Karakter Utama

🧑‍🚀 The Astronaut (Pemain Utama)

Karakter utama tanpa nama yang menjadi representasi pemain. Ia mengenakan armor luar angkasa canggih dengan sistem AI internal bernama “Pragma.” Suaranya jarang terdengar — sebagian besar emosi diekspresikan melalui tindakan. Ia adalah simbol dari manusia yang kehilangan arah, mencoba menebus kesalahan masa lalu.

👧 Diana

Gadis muda berambut pirang dengan mata bercahaya biru lembut. Ia tidak sepenuhnya manusia — campuran biologis dan sintesis digital. Diana sering memunculkan kilatan memori dunia lama, memberi petunjuk kepada pemain melalui gambar holografik. Ia polos, tapi memiliki kekuatan tak terukur yang bisa mengubah dunia.

💠 Entity (Antagonis Misterius)

Entitas digital yang menghuni orbit Bumi dan menolak perubahan sistem realitas. Mereka mungkin bagian dari sistem keamanan lama yang mencoba menjaga keseimbangan dunia simulasi, meskipun hal itu berarti menghancurkan manusia yang tersisa.


8. Filosofi dan Simbolisme

Pragmata tidak hanya menceritakan kisah literal tentang misi penyelamatan. Ia penuh dengan simbolisme:

  • Bulan Retak: simbol dunia yang tidak lagi utuh, seperti pikiran manusia modern yang terpecah antara realitas dan dunia digital.
  • Anak Kecil (Diana): lambang harapan dan masa depan — kemurnian di tengah kehancuran.
  • Astronot: representasi manusia yang “terlalu jauh dari rumah”, secara fisik dan emosional.
  • Kehampaan: setiap ruang kosong menggambarkan kerinduan terhadap sesuatu yang pernah ada.

Capcom jelas ingin membawa pemain untuk merenungkan apa artinya menjadi manusia dalam dunia yang sepenuhnya dikuasai oleh teknologi.

gamers don't die, they respawn — PRAGMATA | Coming in 2022

9. Teknologi dan Performa

Pragmata dibuat untuk generasi baru — PlayStation 5, Xbox Series X|S, dan PC.
Dengan dukungan ray tracing, resolusi tinggi, serta frame rate stabil, game ini menampilkan pencahayaan luar biasa realistis. Refleksi di helm astronot, pantulan cahaya bulan pada puing-puing kota, hingga partikel digital di udara semuanya memberi nuansa sinematik.

Capcom juga memastikan transisi antar area sangat halus berkat SSD cepat di konsol generasi baru, membuat eksplorasi terasa natural tanpa loading panjang.


10. Pengalaman Emosional dan Pesan Akhir

Setiap detik bermain Pragmata adalah perjalanan emosional. Ia bukan tentang seberapa banyak musuh yang kamu kalahkan, tapi bagaimana kamu menghadapi kesunyian dan arti keberadaan.

Kamu akan sering berhenti sejenak — bukan karena bosan, tetapi karena pemandangan di depanmu begitu indah sekaligus menyedihkan. Bayangkan berjalan di jalanan kota kosong, melihat hologram keluarga yang dulu hidup di sana, mendengar tawa digital anak-anak yang kini hanya gema dalam sistem.

Hubungan dengan Diana menjadi titik puncak narasi. Di akhir perjalanan, keputusanmu — apakah kamu akan melepaskannya agar ia bisa “hidup” di realitasnya sendiri, atau mempertahankannya di dunia palsu — menjadi ujian moral.

Pragmata tidak memberi jawaban pasti. Ia membiarkan pemain merenung: apakah manusia lebih baik menyelamatkan dunia nyata, atau menciptakan dunia baru yang sempurna di dalam simulasi?


11. Kelebihan dan Daya Tarik

✅ Visual sinematik luar biasa berkat RE Engine generasi terbaru.
✅ Ceritanya filosofis dan emosional — menggabungkan sci-fi dengan nilai kemanusiaan.
✅ Mekanik gravitasi inovatif yang membuat gameplay segar.
✅ Hubungan antar karakter terasa tulus dan menggugah emosi.
✅ Atmosfer dan musik menciptakan pengalaman yang imersif dan reflektif.


12. Tantangan dan Kekurangan Potensial

❌ Tidak semua pemain menyukai ritme lambat dan kontemplatif.
❌ Puzzle dan eksplorasi bisa terasa berat bagi mereka yang mencari aksi cepat.
❌ Kompleksitas tema realitas digital mungkin membingungkan jika tidak diikuti dengan fokus.

Namun justru di situlah keistimewaan Pragmata — ia bukan game untuk semua orang, melainkan untuk mereka yang ingin merasakan perjalanan batin, bukan sekadar pertempuran luar angkasa.


13. Kesimpulan

Pragmata adalah karya ambisius dari Capcom — sebuah perpaduan antara seni, filosofi, dan teknologi. Dalam dunia yang terus dibanjiri game-game aksi berisik dan kompetitif, Pragmata datang sebagai napas segar: tenang, dalam, dan penuh makna.

Ia mengingatkan kita bahwa bahkan di antara reruntuhan dunia digital, masih ada ruang bagi kasih sayang, harapan, dan refleksi diri.
Game ini menantang persepsi kita tentang realitas, menanyakan pertanyaan yang jarang muncul dalam media interaktif:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *