olium Infernum: Politik, Dosa, dan Kekuasaan di Neraka
Pendahuluan: Neraka Tak Pernah Sepanas Ini
Bayangin lo bukan prajurit, bukan penyihir, bukan pahlawan — tapi setan bangsawan. Lo bukan berjuang dengan pedang, tapi dengan tipu daya, politik, dan pengkhianatan. Lo bukan menyelamatkan dunia, tapi berusaha merebut tahta kekuasaan di Neraka.
Selamat datang di dunia Solium Infernum, game strategi politik paling licik, paling kejam, dan paling elegan yang pernah dibuat.
Dikembangkan oleh League of Geeks, studio di balik Armello, versi terbaru Solium Infernum adalah reinkarnasi modern dari game kultus klasik tahun 2009 karya Vic Davis. Tapi kali ini, tampilannya jauh lebih indah, mekaniknya lebih dalam, dan atmosfernya benar-benar membawa lo ke dalam dunia di mana pengkhianatan adalah mata uang utama.
Game ini bukan sekadar tentang perang, tapi tentang kekuasaan, reputasi, dan manipulasi. Lo bakal belajar bahwa di neraka, musuh bukan cuma yang menyerang lo — tapi juga yang menyanjung lo.
Konsep dan Latar Cerita: Tahta Kosong di Neraka
Kisah Solium Infernum dimulai ketika Lucifer, penguasa tertinggi Neraka, menghilang tanpa jejak. Tak ada yang tahu apakah dia mati, pergi, atau hanya menguji para bawahannya. Yang pasti, tahta Neraka kini kosong.
Akibatnya, kekacauan pun meledak. Para Archfiend — makhluk-makhluk iblis bangsawan, masing-masing penguasa wilayah besar di neraka — mulai saling bersaing untuk merebut kekuasaan tertinggi.
Lo adalah salah satu dari Archfiend itu. Tugas lo sederhana tapi kejam: rebut kekuasaan Neraka dan duduk di singgasana Solium Infernum, tak peduli berapa banyak yang harus lo khianati atau hancurkan di sepanjang jalan.
Tapi hati-hati: di sini, kekuatan otot tidak selalu menang. Kadang, satu janji palsu bisa menghancurkan kekaisaran ribuan iblis.
Gameplay: Strategi Politik, Diplomasi, dan Tipu Daya
Solium Infernum bukan game strategi perang biasa. Ini adalah permainan politik bergaya turn-based, di mana setiap keputusan bisa jadi awal kemenangan — atau jalan menuju kehancuran.
Gameplay-nya berjalan dalam putaran (turns), di mana setiap Archfiend akan:
- Mengirim pasukan ke wilayah musuh,
- Menjalin diplomasi atau membuat perjanjian,
- Mengumpulkan sumber daya neraka,
- Melancarkan intrik,
- Atau sekadar menyusun rencana untuk mengkhianati sekutu sendiri.
Tujuan utama: mengumpulkan Prestige — semacam poin kehormatan neraka — lewat perang, pencapaian, atau penghinaan terhadap musuh. Pemain dengan Prestige tertinggi di akhir permainan dinobatkan sebagai Penguasa Baru Neraka.
1. Archfiend: Karakter Utama Lo di Neraka
Setiap pemain memilih satu Archfiend, masing-masing dengan kepribadian, kemampuan, dan kekuatan unik. Ada yang licik seperti politikus, ada yang brutal seperti jenderal, dan ada juga yang misterius seperti penjaga rahasia neraka.
Contohnya:
- Beelzebub, penguasa wabah dan korupsi, ahli dalam sabotase.
- Belial, si manipulator kata, penguasa diplomasi dan ancaman halus.
- Andromalius, iblis perampok yang jago mencuri sumber daya lawan.
- Lilith, penguasa kesenangan dan dosa yang bisa memanipulasi kehendak lawan.
Setiap Archfiend punya gaya main berbeda. Ada yang unggul dalam politik dan diplomasi, ada juga yang lebih cocok memimpin perang besar-besaran.
2. Peta Neraka: Dunia Penuh Intrik dan Bahaya
Arena permainan berbentuk peta besar bergaya strategi klasik, dengan lanskap neraka yang indah tapi menyeramkan — gunung lava, kota iblis, reruntuhan purba, dan istana megah.
Setiap wilayah bisa direbut atau dikuasai, memberikan bonus sumber daya seperti:
- Souls (Jiwa): mata uang utama untuk segala hal.
- Ichor: bahan bakar magis untuk ritual dan sihir.
- Dark Artifacts: peninggalan kuno dengan kekuatan luar biasa.
Menaklukkan wilayah baru meningkatkan kekuasaan, tapi juga menimbulkan dendam. Neraka bukan tempat damai — makin besar kekuasaanmu, makin banyak yang ingin menjatuhkanmu.
3. Diplomasi: Senjata Paling Tajam di Neraka
Di Solium Infernum, kata-kata bisa lebih mematikan daripada pedang.
Sistem diplomasi di game ini luar biasa kompleks. Lo bisa:
- Mengirim ancaman resmi (Demand).
- Menyatakan perang (Vendetta).
- Menandatangani perjanjian damai sementara.
- Atau bahkan menjatuhkan lawan lewat propaganda politik di “Conclave”, dewan neraka.
Setiap tindakan punya konsekuensi. Menolak permintaan iblis lain bisa memicu perang, tapi menuruti terlalu banyak tuntutan bikin lo terlihat lemah.
Diplomasi di sini bukan cuma formalitas — itu alat manipulasi. Lo bisa pura-pura bersahabat dengan seseorang hanya untuk menjebaknya di saat genting.
4. Intrik dan Sihir Gelap
Selain politik dan perang, Solium Infernum juga punya sistem ritual dan sihir.
Sebagai Archfiend, lo bisa melakukan berbagai ritual terlarang, seperti:
- Mengutuk wilayah musuh agar kehilangan sumber daya.
- Memanggil makhluk neraka untuk menyerang dari bayangan.
- Mengirim mata-mata untuk mencuri rahasia musuh.
- Atau bahkan memanipulasi hasil diplomasi agar berpihak pada lo.
Setiap ritual butuh waktu, energi, dan pengorbanan. Tapi efeknya bisa mengubah arah permainan secara drastis.
Kadang lo nggak perlu berperang untuk menang — cukup bikin dua musuh besar saling membunuh, dan lo duduk tenang sambil menonton dari jauh.
Struktur Permainan: Turn-Based yang Dalam Tapi Menegangkan
Setiap ronde dalam Solium Infernum memberi lo beberapa “orders” untuk dieksekusi. Lo harus menentukan prioritas dengan hati-hati, karena semua tindakan diproses secara bersamaan dengan pemain lain.
Artinya, lo nggak tahu langkah lawan sampai semuanya selesai.
Jadi:
- Lo bisa kirim pasukan untuk menyerang…
- Tapi ternyata lawan udah kabur duluan.
- Atau lo lagi menyiapkan ritual rahasia…
- Tapi tiba-tiba musuh lebih dulu menyerang markas lo.
Sistem simultan ini bikin Solium Infernum terasa penuh ketegangan politik. Setiap ronde adalah permainan tebak-menebak antara niat jahat dan kehati-hatian.
Mode Single-Player dan Multiplayer
Game ini bisa dimainkan solo melawan AI, tapi pengalaman terbaiknya ada di multiplayer asinkron — sistem yang bikin lo bisa main bareng banyak orang tanpa harus online terus-menerus.
Setiap pemain bisa ngambil giliran, lalu server akan memproses hasilnya.
Jadi, satu permainan bisa berjalan berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, di mana setiap pemain punya waktu untuk menyusun strategi politiknya.
Bayangin aja: lo bangun pagi, buka game, dan lihat kalau sekutu lo menusuk lo dari belakang semalam. Sakit, tapi memuaskan.
Desain Visual dan Atmosfer: Neraka dengan Keindahan Imperial
Versi terbaru Solium Infernum bukan cuma reboot, tapi juga transformasi visual penuh. Desain dunia dan karakternya elegan dan berkelas — bukan neraka penuh darah dan api, tapi neraka penuh kemewahan gelap, seperti istana Romawi yang runtuh di bawah dosa.
Setiap Archfiend digambarkan dengan gaya seni megah: jubah panjang, mahkota iblis, senjata simbolik, dan aura mistis yang mencerminkan dosa utamanya (kesombongan, kerakusan, iri, dll).
UI-nya pun keren — mirip papan strategi kuno dengan sentuhan magis. Lo merasa seperti sedang membaca kitab iblis, bukan sekadar main game.
Musik dan Suara: Elegan, Misterius, dan Menggoda
Soundtrack Solium Infernum bukan cuma musik latar — tapi nyawa dari atmosfer game-nya.
Lagu-lagunya lembut tapi menegangkan, memadukan paduan suara malaikat terbalik dengan bunyi orkestra yang megah.
Efek suaranya pun detail: langkah di koridor batu, bisikan iblis dari kejauhan, atau tawa sinis lawan saat lo kalah dalam debat politik. Semua itu menciptakan rasa tenggelam total ke dunia neraka yang hidup dan bernapas.
Strategi dan Gaya Bermain
Ada banyak cara buat menang di Solium Infernum. Setiap pemain bisa punya strategi sendiri:
- Politikus Manipulatif — Lo fokus ke diplomasi, bikin sekutu palsu, dan memancing perang antar iblis lain.
- Panglima Perang — Lo perkuat pasukan dan rebut wilayah lewat kekuatan militer.
- Master Ritual — Lo pakai sihir gelap buat mengutuk, mencuri, dan menghancurkan musuh tanpa pernah muncul di medan perang.
- Intriguer — Lo main aman, ngumpulin Prestige dari penghinaan publik dan konspirasi rahasia.
Yang menarik, nggak ada satu gaya yang paling benar. Di Solium Infernum, semua strategi bisa berhasil — asalkan lo tahu kapan harus berbohong dan kapan harus menikam.
Keseruan Multiplayer: Neraka yang Hidup di Antara Teman
Kalau lo main bareng teman, Solium Infernum berubah jadi drama politik penuh pengkhianatan.
Awalnya semua akur — tukar sumber daya, saling bantu. Tapi makin lama, satu kata salah bisa jadi perang besar.
Di sinilah letak keindahan game ini:
Lo nggak cuma lawan AI, tapi melawan sifat manusia — keserakahan, kebohongan, dan ambisi.
Banyak pemain bilang, Solium Infernum bukan game tentang siapa paling kuat, tapi siapa paling sabar dan paling licik.
Kecerdasan Buatan: Lawan yang Suka Menjebak
AI di game ini bukan tipe bodoh yang asal serang. Mereka bermain seperti pemain manusia — berpura-pura lemah, menjilat demi waktu, lalu menghancurkan lo di saat lengah.
Mereka bisa menandatangani perjanjian, memuji lo, bahkan membantu… hanya untuk menusuk dari belakang. Kadang, mereka juga bakal sengaja provokasi biar lo kehilangan kendali dan bikin kesalahan.
Kesimpulan: Neraka Tak Pernah Terasa Begitu Manusiawi
Solium Infernum adalah game strategi yang tidak cuma menguji otak, tapi juga jiwa dan kesabaran.
Ini bukan tentang siapa yang punya pasukan terbanyak, tapi siapa yang paling cerdas membaca niat busuk orang lain.
Game ini seperti cermin: semakin lama lo main, semakin lo sadar bahwa setan sesungguhnya mungkin bukan di dalam game — tapi diri lo sendiri.
Dengan visual megah, sistem politik mendalam, dan suasana elegan yang penuh dosa, Solium Infernum (2025) berhasil membawa kembali kejayaan game kultus lama ke era modern. Ini bukan game untuk semua orang — tapi bagi mereka yang menikmati intrik, tipu daya, dan kemenangan yang terasa pahit-manis, ini adalah mahakarya strategi neraka yang wajib dicoba.
