
đī¸ Before Your Eyes â Kisah Hidup yang Dikisahkan Lewat Kedipan Mata
Video game sering kali dikenal karena aksi, strategi, atau dunia fantasinya yang luas. Namun, terkadang muncul sebuah game yang menembus batas medium ini dan menjelma menjadi pengalaman emosional yang mendalam. Salah satunya adalah Before Your Eyes, karya studio indie GoodbyeWorld Games, yang dirilis pada tahun 2021 dan diterbitkan oleh Skybound Games.
Game ini bukan sekadar kisah yang dimainkan â ia adalah kisah yang dirasakan, dilihat, dan dijalani melalui kedipan mata pemain. Menggabungkan teknologi unik dan narasi menyentuh, Before Your Eyes berhasil menghadirkan pengalaman yang begitu pribadi dan manusiawi tentang kehidupan, kenangan, dan arti perpisahan.
đ Premis Cerita: Mengingat Hidup yang Telah Berlalu
Dalam Before Your Eyes, pemain berperan sebagai jiwa seseorang yang baru saja meninggal dunia, bernama Benjamin Brynn â atau Ben, seorang anak yang semasa hidupnya memiliki impian besar sebagai seniman dan pianis berbakat.
Kisah dimulai di alam setelah kematian, di mana kamu dijemput oleh The Ferryman, sosok misterius yang bertugas mengantar jiwa-jiwa menuju kehidupan setelahnya. Namun sebelum itu, kamu harus mengingat kembali seluruh perjalanan hidupmu: dari masa kecil penuh harapan, hubungan dengan keluarga, hingga berbagai pilihan dan kegagalan yang membentuk siapa dirimu.
Melalui rangkaian kenangan yang muncul satu per satu, pemain diajak menelusuri hidup Ben dari awal hingga akhir, memahami sukacita dan kesedihan yang mewarnainya, serta menemukan kebenaran di balik kehidupannya yang singkat namun bermakna.
đī¸ Mekanika Unik: Kendali dengan Kedipan Mata
Inovasi terbesar Before Your Eyes terletak pada cara bermainnya. Game ini tidak dikendalikan dengan tombol, stik, atau mouse seperti biasa â melainkan dengan kedipan mata pemain yang terdeteksi melalui kamera webcam.
Setiap kali pemain berkedip, waktu akan bergerak maju, melompat dari satu momen kehidupan ke momen berikutnya. Kadang kamu sedang menikmati masa kecil di rumah bersama ibumu, lalu â blink â tiba-tiba sudah di kelas musik, lalu blink lagi, dan kamu sudah dewasa.
Sistem ini tidak hanya unik secara teknis, tapi juga simbolis dan emosional. Setiap kedipan adalah metafora bahwa waktu tidak pernah bisa ditahan, bahwa kehidupan berjalan terlalu cepat, dan setiap momen berharga bisa hilang dalam sekejap mata.
Kedipan yang tidak disengaja bisa membuatmu kehilangan momen penting â dan justru di situlah kekuatan emosional game ini terasa paling nyata. Ia memaksa pemain menyadari betapa sulitnya mempertahankan momen berharga, sama seperti dalam kehidupan nyata.
đ Narasi dan Emosi: Antara Realita dan Penyesalan
Cerita Before Your Eyes dibangun dengan sangat cermat. Narasinya dikisahkan melalui monolog, potongan kenangan, dan percakapan antara Ben dengan orang-orang terdekatnya â terutama ibu yang penuh kasih, ayah yang realistis, dan teman masa kecil bernama Chloe yang menjadi cahaya di masa-masa sulit.
Namun seiring perjalanan, kenangan Ben mulai terasa janggal. Ada hal-hal yang tidak sepenuhnya sesuai, seakan ia mencoba menutupi sesuatu. Perlahan, pemain menyadari bahwa kisah ini tidak hanya tentang kehidupan, tetapi juga tentang kematian dan penyesalan.
Bagian akhir game membawa kejutan emosional yang luar biasa â membuka kebenaran di balik seluruh perjalanan Ben, membuat banyak pemain meneteskan air mata. Tanpa perlu adegan aksi atau dialog rumit, Before Your Eyes berhasil menyampaikan kedalaman psikologis dan spiritual tentang kehilangan serta penerimaan.
đļ Musik dan Atmosfer yang Menggetarkan
Soundtrack Before Your Eyes menjadi elemen penting yang memperkuat setiap momen emosional. Komposer Oliver Lewin menciptakan musik piano lembut dan orkestra melankolis yang menggambarkan perjalanan hidup Ben dengan indah.
Ketika Ben kecil berlatih piano, musik terasa polos dan hangat. Namun ketika ia menghadapi kegagalan dan sakit, nada-nada berubah menjadi getir dan menekan. Dan pada bagian akhir, lagu-lagu tersebut bersatu menjadi simfoni kehidupan yang menyentuh, seolah menandakan bahwa setiap kenangan â baik manis maupun pahit â memiliki arti tersendiri.
Desain suara juga luar biasa halus. Suara langkah, tawa, dan desiran angin dibuat sedemikian rupa hingga pemain merasa benar-benar berada di dalam kenangan itu. Setiap detail kecil terasa intim dan personal.
đ Tema dan Pesan Moral
Before Your Eyes bukan sekadar drama interaktif. Ia adalah refleksi tentang makna kehidupan â tentang bagaimana manusia sering kali terlalu sibuk mengejar kesempurnaan hingga lupa menikmati momen kecil.
Melalui mekanisme kedipan mata, game ini mengajarkan bahwa:
- Hidup terlalu singkat untuk disia-siakan,
- Tidak ada kenangan yang sia-sia,
- Dan setiap akhir, seberat apa pun, adalah bagian alami dari perjalanan manusia.
Game ini juga menyentuh tema kesehatan mental dan kehilangan dengan empati tinggi. Ia menggambarkan rasa takut gagal, ekspektasi orang tua, dan perjuangan menghadapi kenyataan pahit â tanpa pernah terkesan berlebihan atau manipulatif.
đšī¸ Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
- Konsep kontrol melalui kedipan mata yang sangat inovatif.
- Cerita emosional dan mendalam yang menyentuh hati.
- Musik dan pengisi suara berkualitas tinggi.
- Durasi singkat (sekitar 2 jam) namun sangat berkesan.
- Simbolisme kuat tentang waktu dan kehidupan.
Kekurangan:
- Membutuhkan webcam agar bisa dimainkan optimal.
- Sensitivitas deteksi kedipan terkadang tidak stabil.
- Replay value terbatas karena ceritanya linier.
Namun, kekurangan ini tidak mengurangi nilai artistiknya. Justru, kesederhanaan Before Your Eyes membuatnya lebih fokus pada emosi dan pesan moral yang ingin disampaikan.
đĢ Kesimpulan: Sebuah Pengalaman yang Lebih dari Sekadar Game
Before Your Eyes adalah salah satu game paling unik dan emosional yang pernah dibuat. Ia tidak mencoba menghibur lewat aksi atau puzzle, melainkan melalui keheningan, kenangan, dan air mata.
Dengan setiap kedipan, pemain belajar bahwa hidup bukanlah tentang berapa lama kita menjalaninya, tapi seberapa dalam kita menghargai momen-momen yang ada.
Game ini membuktikan bahwa video game dapat menjadi seni yang menyentuh dan bermakna, sama kuatnya dengan film atau sastra. Ketika layar akhirnya gelap dan The Ferryman menatapmu untuk terakhir kali, kamu tidak hanya merasa telah menyelesaikan permainan â kamu merasa telah menyelesaikan sebuah kehidupan.
