🎎 Ninja Gaiden: Ragebound – Kembalinya Sasuke Ninja Lawas Dengan Pedang & Pixel

🕯️ Pendahuluan

Waralaba Ninja Gaiden telah lama dikenal sebagai simbol game aksi ekstrem, cepat, dan brutal. Dari zaman NES, ke era Xbox dengan big boss epik, hingga generasi modernnya — nama Ryu Hayabusa pasti membawa gemuruh di hati penggemar. Namun di tahun 2025, sesuatu yang berbeda muncul: Ninja Gaiden: Ragebound, bukan sekadar sekuel biasa, tapi sebuah spin-off yang kembali ke akar gaya 2D side-scroll aksi platformer, membawa sprite yang presisi, rute level yang tajam, dan tantangan yang menguji refleks.

Game ini dikembangkan oleh studio The Game Kitchen (yang sebelumnya sukses dengan Blasphemous) bekerja sama dengan penerbit Dotemu, dan berada di bawah lisensi Koei Tecmo Games. Dengan tanggal rilis 31 Juli 2025 untuk PC, PS4/PS5, Xbox One/Series, dan Nintendo Switch, Ragebound hadir sebagai penghormatan sekaligus evolusi dari waralaba ninja klasik.


🎭 Kisah & Setting

Cerita Ragebound dimulai di era yang belum banyak dieksplorasi dalam Ninja Gaiden—ketika Ryu Hayabusa sedang melakukan perjalanan ke Amerika untuk menghormati wasiat ayahnya, meninggalkan desa Hayabusa dalam kondisi rentan. Saat itu, penghalang antara dunia manusia dan demon (iblis) hancur, membukakan gerbang bagi pasukan kegelapan untuk menerobos ke desa Hayabusa.

Dengan sang maestro pergi, muncul tokoh baru: Kenji Mozu, seorang ninja muda dari klan Hayabusa, yang akhirnya harus bangkit untuk melindungi desa yang kini terancam. Sebagai bagian dari kejutan besar, game ini juga memperkenalkan karakter playable kedua yang sangat menarik: Kumori, kunoichi (ninja wanita) dari klan Black Spider—klannya yang sejak lama menjadi rival Hayabusa. Kombinasi ini menghasilkan narasi ganda—kedua karakter punya latar belakang berbeda, ambisi masing-masing dan akhirnya harus bersatu demi menghadapi ancaman bersama.

Tema cerita menonjol: pengorbanan, tanggung jawab, tradisi ninja yang kekal vs modernitas yang dilanggar, dan bagaimana generasi baru harus menanggung warisan besar. Kenji dan Kumori bukan hanya pejuang yang memegang pedang, tapi simbol perubahan, dan Ragebound menempatkan mereka dalam konflik demon-manusia yang lebih besar dari sekadar duel klan.

⚔️ Gameplay & Mekanik

Stealth? Tidak persis — ini aksi murni

Berbeda dengan beberapa game Ninja Gaiden 3D yang menggabungkan elemen stealth atau open level, Ragebound memilih jalur yang sangat spesifik: aksi side-scroll cepat, refleks, rute yang tajam dan butuh eksekusi sempurna. Setiap level dirancang dengan determinasi tinggi untuk memaksa pemain berpikir cepat, menghindar, menyerang, dan terus bergerak.

Dua karakter, dua gaya

Kenji lebih fokus ke gaya ninja klasik Hayabusa: kecepatan, pedang, serangan akrobatik. Kumori memberikan variasi: teknik kuno Black Spider, serangan jarak jauh, dan kemampuan yang berbeda dalam sistem “ninja fusion” yang ditawarkan game ini. Pemain bisa memilih karakter sesuai gaya mereka, dan kadang mengganti antara keduanya untuk menghadapi rintangan yang berbeda.

Talismans, Secret Arts & Upgrade Shop

Game ini tidak hanya tentang memori dan refleks: ada sistem upgrade yang cukup dalam. Pemain bisa mengakses toko dalam game untuk membeli Talismans yang memberi kemampuan pasif (misalnya regenerasi atau peningkatan pertahanan), dan Secret Arts—serangan aktif yang mengubah gaya kombo biasa menjadi ledakan aksi. Ini memberi dimensi strategis: lo bisa fokus ke “pure speed run”, atau “combo maksimal”.

Tantangan Klasik + Adaptasi Modern

Rute platforming penuh jebakan, musuh yang menyebar cepat, dan bos besar yang butuh pola pengenalan—semua disajikan dengan kecanggihan visual modern namun rasa retro yang kentara. Ada elemen “kami tahu kalian penggemar lama” namun juga “kami mau kalian yang baru juga bisa masuk”. Checkpoint-nya ramah, refleks dan presisi lebih dihargai daripada trial & error brutal.


🎨 Grafik & Atmosfer

Game ini tampil dalam gaya pixel art halus namun penuh detil. Latar belakang hutan, kuil tua, bangunan rantai demon, semua dihidupkan dengan animasi sprite yang fluid. Efek ledakan, darah, sorotan pedang, semua tersaji dengan kejelasan tinggi. Versi PC dan console memberikan performa 60 fps, sementara versi Switch diakui berjalan pada 30 fps (meskipun kompatibel dengan Switch 2 yang bisa “memanfaatkan” hardware lebih tinggi).

Musiknya juga pantas mendapat sorotan. Komposer utama Sergio de Prado bersama salah satu komposer veteran waralaba memastikan soundtrack yang menghormati akar, namun tetap segar. Suara langkah di hutan, gemuruh demon, dan nada ala ninja klasik memberi pengalaman audio yang mendalam.


đź§± Elemen Kunci yang Bikin Game Ini Menarik

  • Rute yang dirancang untuk speed-run: pemain yang suka menyelesaikan level dengan cepat dan efisien akan merasa dipuaskan.
  • Desain bos dengan variasi: mulai dari demon raksasa, ninja bayangan, hingga situasi lingkungan yang berubah di tengah pertarungan.
  • Cerita yang terkait warisan klan Hayabusa & Black Spider: bukan hanya aksi kosong, ada narasi yang menggerakkan.
  • Gaya visual & audio yang menghormati masa lalu tapi bersinar di masa kini: cocok bagi penggemar setia maupun pendatang baru.
  • Platform luas: tersedia di PC, semua generasi PlayStation, semua generasi Xbox, dan Nintendo Switch—memastikan banyak gamer bisa akses.

🔍 Catatan & Kritik Potensial

Setiap game hebat pasti punya sisi yang bisa dikritik. Beberapa pemain mengungkap:

  • Durasi yang relatif pendek: bagi yang ingin cerita panjang atau eksplorasi bebas, game ini mungkin terasa rampung terlalu cepat.
  • Port Switch pada 30 fps: di console Nintendo, versi performa lebih rendah dibanding platform lain — bisa jadi faktor bagi pemain yang sangat peduli frame rate.
  • Keterbatasan eksplorasi: karena arah yang sangat linear dan fokus ke platforming/aksi, pemain yang suka open-world mungkin kecewa.
  • Tingkat kesulitan yang tinggi di mode lanjut: meskipun mode standar cukup ramah, tantangan tersendiri muncul jika memilih mode sulit atau mencari “secret ending”.

Namun, banyak pengulas dan pemain menyebut bahwa game ini sukses menggabungkan “rasa klasik” dengan “teknologi modern” — dan itu adalah pencapaian yang besar.

🌍 Posisi dalam Waralaba Ninja Gaiden

Ragebound bukan sequel langsung ke seri 3D terakhir, melainkan spin-off yang membawa waralaba kembali ke akar 2D-nya. Ini memberi ruang bagi developer untuk bereksperimen sambil tetap menjaga identitas Ninja Gaiden: “gerak cepat, pedang, bayangan, musuh tak henti”.

Bagi penggemar lama, ini seperti perjalanan nostalgia — kembali ke NES/Genesis era, tapi dengan sensasi modern. Untuk gamer baru, ini menjadi pintu masuk yang lebih ramah dibanding beberapa entri 3D yang super sulit.


👾 Kesimpulan

Dengan segala keunggulannya — gaya visual yang tajam, aksi yang memuntahkan adrenalin, cerita yang punya bobot, dan platform yang luas — Ninja Gaiden: Ragebound berhasil memenuhi janji sebagai “kembalinya ninja ke akar aksi”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *