Seputar Dunia Game

Dying Light adalah game horor survival dunia terbuka garapan Techland yang dirilis pada Januari 2015 oleh Warner Bros. Interactive Entertainment. Pemain berperan sebagai Kyle Crane, agen rahasia yang dikirim ke kota fiksi Timur Tengah bernama Harran — kini terisolasi akibat wabah zombie mematikan.

Gameplay-nya menonjol lewat kombinasi pertarungan jarak dekat brutal dan sistem parkour yang fluid, memungkinkan pemain memanjat, melompati bangunan, dan memilih antara melawan atau kabur. Siang hari, zombie bergerak lambat dan mudah dihindari; namun saat malam tiba, mereka berubah menjadi predator cepat dan mematikan, menciptakan perubahan tensi yang kontras dan intens.

Dikembangkan sejak 2012 setelah Dead Island, Techland menggandeng pelopor parkour David Belle sebagai konsultan agar gerakan terasa realistis. Ceritanya ditulis bersama Dan Jolley, terinspirasi dari Heart of Darkness dan The Plague. Versi PS3 dan Xbox 360 sempat direncanakan, namun dibatalkan karena keterbatasan teknis.

Saat rilis, Dying Light menuai pujian atas mekanik parkour, sistem siang-malam, visual, dan mode co-op empat pemainnya. Kritik diarahkan pada plot yang klise dan bug teknis, tapi secara komersial game ini sukses besar — menembus 20 juta kopi terjual hingga 2022.

Techland terus memberi dukungan pascarilis lewat DLC, pembaruan gratis, dan ekspansi besar Dying Light: The Following (2016). Kesuksesan ini kemudian melahirkan sekuel, Dying Light 2 Stay Human, pada 2022.

Gameplay – Dying Light

Dying Light adalah game aksi-horor survival dunia terbuka yang dimainkan dari sudut pandang orang pertama, berfokus pada kombinasi eksplorasi parkour, pertarungan brutal, dan manajemen sumber daya di kota fiksi Harran — wilayah yang terinfeksi wabah zombie.

Pemain mengendalikan Kyle Crane, agen yang harus menjelajahi dua area besar: Slums dan Old Town, dengan gaya bebas melalui sistem parkour yang sangat responsif. Pemain bisa memanjat gedung, melompat antar atap, meluncur di tali, hingga menggunakan grappling hook untuk bergerak cepat di antara struktur kota. Di sepanjang perjalanan, pemain dapat mencari suplai, membuka peti terkunci, dan mengumpulkan material untuk membuat senjata baru.

Salah satu kekuatan utama game ini adalah siklus siang dan malam yang dinamis.

  • Siang hari, zombie bergerak lambat dan mudah dihindari, memberi kesempatan bagi pemain untuk menjelajahi kota, memasang jebakan, serta membantu para penyintas.
  • Malam hari, situasi berubah drastis: zombie menjadi lebih cepat, kuat, dan agresif — terutama jenis Volatile yang hanya muncul di malam hari. Untuk bertahan hidup, pemain harus menggunakan cahaya UV, jebakan, atau strategi mengendap agar tidak terdeteksi.

Sistem pertarungan berfokus pada senjata jarak dekat — seperti parang, kapak, dan palu — yang bisa dimodifikasi dengan efek listrik atau api menggunakan sistem crafting. Senjata memiliki daya tahan terbatas, sehingga pemain harus sering memperbaiki atau membuat yang baru. Di pertengahan permainan, senjata api seperti pistol dan senapan mulai tersedia, tetapi amunisinya langka dan tembakan dapat menarik perhatian zombie lain.

Game ini memiliki tiga pohon keterampilan utama:

  • Power (untuk pertarungan),
  • Agility (untuk kemampuan parkour),
  • Survivor (untuk crafting, stamina, dan efisiensi).
    Pemain memperoleh XP berdasarkan aktivitas — berlari, melawan, atau menyelesaikan misi — dan bisa meng-upgrade kemampuan baru seiring progres.

Untuk mode multiplayer, Dying Light mendukung hingga empat pemain dalam co-op penuh, memungkinkan eksplorasi bersama, penyelesaian misi, serta tantangan seperti lomba airdrop atau membunuh zombie terbanyak. Mode tambahan “Be the Zombie” memberi kesempatan bagi satu pemain untuk menjadi Night Hunter, makhluk super cepat dan kuat yang dapat menyerang dunia pemain lain dalam gaya PvP asimetris.

Secara keseluruhan, Dying Light memadukan aksi parkour bebas, sistem siang-malam menegangkan, dan gameplay bertahan hidup yang menuntut taktik, refleks, dan kerja sama untuk bertahan di kota yang dikuasai mayat hidup.

Ringkasan – Pengaturan

Cerita Dying Light berlatar di kota fiksi Harran, sebuah wilayah di Timur Tengah yang dilanda wabah virus mematikan. Virus ini mengubah manusia menjadi makhluk seperti zombi yang haus darah dan sangat agresif, menyebabkan kehancuran total dan membuat pemerintah setempat — Kementerian Pertahanan Publik Harran — menerapkan karantina besar-besaran untuk mencegah penyebaran.

Untuk membantu para penyintas, organisasi kemanusiaan Global Relief Effort (GRE) secara rutin menjatuhkan bantuan udara berisi makanan, obat-obatan, dan pasokan penting. Di tengah kekacauan ini, pemain berperan sebagai Kyle Crane (disuarakan oleh Roger Craig Smith), seorang agen rahasia dari GRE yang dikirim untuk menyusup ke zona karantina.

Misi utama Crane adalah menemukan Kadir “Rais” Suleiman (disuarakan oleh Jim Pirri), mantan tokoh politik yang kini menjadi pemimpin kelompok kriminal brutal. Rais diduga mencuri berkas rahasia berisi data penting tentang virus — informasi yang bisa menentukan apakah penyembuhan dapat ditemukan atau tidak.

Namun begitu Crane tiba di Harran, ia mendapati kenyataan yang jauh lebih rumit: di antara kehancuran, kekuasaan, dan penderitaan manusia, ia harus memilih antara menyelesaikan misinya untuk GRE atau menyelamatkan para penyintas yang bergantung padanya di tengah dunia yang sedang runtuh.

Alur Cerita (Merencanakan)

Kyle Crane, seorang agen rahasia dari GRE, dikirim secara diam-diam ke kota karantina Harran untuk mengambil berkas penting yang dicuri oleh Kadir “Rais” Suleiman, mantan tokoh politik yang kini memimpin kelompok bandit brutal. Namun, sesaat setelah diterjunkan ke kota, Crane digigit oleh orang yang terinfeksi. Ia diselamatkan oleh Jade Aldemir dan dibawa ke markas para penyintas yang dikenal sebagai The Tower.

Di sana, Crane bertemu Rahim, adik Jade, yang mengajarinya parkour untuk bertahan hidup di antara reruntuhan kota yang dipenuhi zombi. Tower bergantung pada obat bernama Antizin untuk menekan infeksi, namun Rais dan anak buahnya menimbun persediaan dari airdrop GRE. Crane diperintahkan untuk menghancurkan salah satu airdrop dan kemudian membeli Antizin dari Rais demi membuktikan identitasnya pada GRE. Meski enggan, Crane mengikuti perintah itu dan berbohong kepada Tower bahwa pasokan telah dijarah.

Setelah melihat penderitaan para penyintas, Crane mulai meragukan misinya. Ia menemui Rais untuk menegosiasikan pasokan obat, tetapi Rais justru mempermainkannya — memaksa Crane melakukan serangkaian tugas kejam hanya untuk memberinya beberapa botol Antizin. Hubungan Crane dengan GRE pun hancur setelah organisasi itu menghentikan bantuan mereka. Bersama Jade, ia berusaha menyerbu gudang Rais, namun yang mereka temukan hanyalah bahan peledak C4.

Rahim, nekat dan bersemangat membalas dendam, mencoba menggunakan bahan peledak itu untuk menghancurkan sarang Volatile, meskipun Crane sudah memperingatkannya. Ketika Crane kembali, Rahim telah terinfeksi dan berubah menjadi monster — memaksa Crane mengakhiri hidupnya sendiri.

Tak lama setelah itu, Dr. Imran Zere, ilmuwan yang meneliti potensi obat untuk virus, diculik oleh Rais. Crane mencoba menyelamatkannya tetapi tertangkap juga. Di penjara Rais, terungkap bahwa GRE sebenarnya bermaksud memanfaatkan virus tersebut sebagai senjata biologis, bukan untuk menemukan obat. Crane berhasil kabur setelah menebas tangan Rais, namun Zere tewas — meninggalkan pesan agar Crane menyerahkan datanya pada ilmuwan Dr. Allen Camden.

Ketika Crane mencari Jade, ia mengetahui bahwa pemerintah berencana membom seluruh Harran untuk menghapus wabah. Dengan bantuan kelompok penyintas bernama The Embers, Crane mencoba memperingatkan dunia dengan membuat sinyal ledakan di langit berbentuk wajah sedih, namun serangan jet menutupi pesan tersebut.

Dalam upaya terakhir, Rais menculik Jade dan mencuri penelitian Dr. Zere. Crane, yang semakin terinfeksi, mengejarnya hingga museum. Ia menemukan bahwa Jade juga telah digigit — Rais dengan kejam menawarkan satu dosis Antizin untuk menyelamatkan salah satu dari mereka. Jade memilih mengorbankan diri dan menyuntikkan obat itu ke Crane, sebelum berubah menjadi monster yang harus ia bunuh sendiri.

Crane akhirnya mengirimkan sampel jaringan kepada Dr. Camden, yang percaya bahwa ia hampir menemukan obat penawar, namun masih membutuhkan data Zere yang dicuri. Setelah berhasil menara radio, Crane mengirim sinyal darurat ke dunia luar dan menghentikan rencana pemboman.

GRE kemudian mencoba membujuknya untuk menyerahkan data penelitian dengan imbalan evakuasi, tetapi Crane mengetahui bahwa Rais telah melakukan kesepakatan yang sama. Dalam pertempuran terakhir di atas gedung pencakar langit, Crane melawan Rais dalam duel brutal dan menjatuhkannya dari puncak gedung. Ia mengambil kembali data penelitian tersebut — tetapi alih-alih menyerahkannya pada GRE, Crane memilih memberikan datanya kepada Dr. Camden dan tetap tinggal di Harran, bertekad melindungi para penyintas dan menebus kesalahan organisasinya sendiri.

Penerimaan Kritis

Dying Light mendapatkan sambutan beragam hingga positif dari para kritikus saat dirilis. Versi PC mendapat ulasan yang umumnya baik, sementara versi PlayStation 4 dan Xbox One menerima penilaian “rata-rata hingga positif”.

Sebagian besar ulasan sepakat bahwa gameplay dan mekanika parkour adalah kekuatan utama Dying Light. Sistem gerak bebas yang memungkinkan pemain melompati gedung dan menavigasi lingkungan kota dengan lancar dipuji sebagai inovasi terbaik Techland. Banyak kritikus menilai sensasi memanjat, melompat antar atap, dan berlari dari kawanan zombi memberikan ketegangan yang konstan dan sangat memuaskan. Mode malam juga menjadi sorotan — dianggap benar-benar menegangkan dan menakutkan, dengan musuh yang jauh lebih agresif dan suasana survival yang intens.

Sistem pertarungan jarak dekat juga banyak mendapat apresiasi. Animasi brutal dan penggunaan senjata improvisasi seperti pipa, palu, dan parang menciptakan sensasi pertempuran yang nyata dan berat. Beberapa kritikus menyebut gaya bertarungnya sebagai peningkatan besar dibanding Dead Island, meskipun ada yang merasa tembak-menembak terasa kurang presisi.

Namun, cerita dan karakter menjadi titik lemah yang sering disebut. Banyak ulasan menilai narasi utama game ini klise, dapat ditebak, dan kurang emosi, meskipun akting suara terutama dari Roger Craig Smith (Kyle Crane) mendapat pujian. Beberapa kritikus mengatakan bahwa kekuatan utama game bukanlah cerita, tetapi gameplay eksploratif dan atmosfer tegang yang dibangun oleh desain dunia.

Sementara itu, sistem crafting dan manajemen senjata dinilai terlalu kompleks dan repetitif oleh sebagian pemain. Mekanisme degradasi senjata dan kebutuhan untuk terus memperbaiki atau membuat senjata baru dianggap memperlambat ritme permainan. Beberapa reviewer juga menganggap bahwa sebagian misi sampingan terasa seperti “pekerjaan pengambilan barang” tanpa bobot naratif yang kuat.

Mode multipemain — terutama kooperatif empat pemain dan mode “Be The Zombie” — banyak dipuji karena menambah replay value dan dinamika sosial. Mode ini dianggap memberi keseimbangan baru antara kerja sama dan kompetisi, meskipun ada yang menilai gameplay-nya kurang seimbang jika lobby tidak penuh.

Secara keseluruhan, para kritikus menilai Dying Light sebagai perpaduan solid antara aksi brutal dan eksplorasi vertikal, dengan atmosfer survival yang kuat dan siklus siang-malam yang menegangkan. Kekurangan dalam cerita dan pengulangan misi tertutupi oleh gameplay yang seru, sistem parkour yang inovatif, dan pengalaman bermain kooperatif yang intens — menjadikannya salah satu game survival paling berkesan di generasinya.

Penutup

Secara keseluruhan, Dying Light berhasil menegaskan dirinya sebagai salah satu game survival-horror paling berpengaruh di era modern. Meski narasinya tidak sekuat presentasi visual dan gameplay-nya, kekuatan sejati game ini terletak pada rasa ketegangan yang konstan, kebebasan eksplorasi, serta dinamika parkour yang mulus dan menegangkan. Kombinasi antara aksi brutal, suasana dunia yang mencekam, dan siklus siang-malam yang hidup menjadikannya pengalaman yang benar-benar imersif.

Techland membuktikan bahwa game bertahan hidup tidak selalu harus bergantung pada cerita yang kompleks — cukup dengan atmosfer yang kuat dan sistem gameplay yang cerdas, pemain bisa benar-benar tenggelam dalam dunia yang penuh bahaya. Dying Light bukan sekadar game tentang melawan zombi, melainkan tentang bertahan hidup, beradaptasi, dan menaklukkan ketakutan. Hingga kini, ia tetap dikenang sebagai tonggak penting dalam genre survival modern dan fondasi kuat bagi kelahiran sekuelnya, Dying Light 2: Stay Human.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *