Hades — Perpaduan Sempurna Antara Mitologi, Aksi, dan Cerita

Game Hades, dikembangkan oleh Supergiant Games, pertama kali dirilis dalam versi akses awal pada tahun 2018, sebelum versi penuhnya hadir pada 17 September 2020 untuk PC, Nintendo Switch, PlayStation, dan Xbox. Game ini langsung mencuri perhatian para kritikus dan pemain karena memadukan roguelike action, narasi mendalam, dan visual artistik yang memukau.

Supergiant Games, yang sebelumnya dikenal melalui karya seperti Bastion, Transistor, dan Pyre, kembali menunjukkan keahliannya dalam menggabungkan gameplay yang menantang dengan penceritaan yang emosional dan elegan. Dengan Hades, mereka tidak hanya menciptakan game aksi, tetapi juga kisah yang hidup di tengah dunia mitologi Yunani yang penuh pesona dan tragedi.


Kisah dan Latar Dunia

Dalam Hades, pemain berperan sebagai Zagreus, putra dari Dewa Kematian Hades dan penguasa dunia bawah. Bosan dan frustrasi dengan kehidupan monoton di neraka, Zagreus memutuskan untuk melarikan diri dari Underworld menuju permukaan bumi — dengan tujuan misterius untuk menemukan ibunya yang hilang.

Namun, perjalanan itu tidak mudah. Dunia bawah dipenuhi dengan monster, dewa, dan makhluk legendaris yang siap menghalangi langkahnya. Setiap kali Zagreus gagal dan mati, ia akan dikembalikan ke istana Hades — mengulang siklus perjuangan yang tampaknya tiada akhir.

Di sinilah kekuatan narasi Hades bersinar: kematian bukan akhir, melainkan bagian dari cerita. Setiap kegagalan membawa interaksi baru, dialog segar, dan perkembangan karakter. Hubungan Zagreus dengan para dewa, seperti Athena, Zeus, Poseidon, Artemis, dan Aphrodite, terus tumbuh seiring permainan.

Setiap dewa memberikan boon — kekuatan ilahi yang mengubah gaya bertarung pemain. Namun, di balik itu, tersirat kisah keluarga besar para dewa Yunani: pertikaian, iri hati, cinta, dan tragedi yang dihidupkan dengan penulisan cerdas dan emosional.


Gameplay: Aksi Cepat, Strategi Dalam

Secara mekanik, Hades adalah game roguelike dungeon crawler dengan sudut pandang isometrik. Setiap kali pemain memulai pelarian dari Underworld, tata letak ruangan, musuh, dan hadiah berubah secara acak.

Tujuan utama adalah bertarung melewati empat wilayah utama:

  1. Tartarus – tempat penyiksaan jiwa-jiwa berdosa, penuh jebakan dan musuh dasar.
  2. Asphodel – lautan api yang berbahaya dengan pertempuran di atas pulau-pulau lava.
  3. Elysium – padang surgawi tempat roh para pahlawan besar bersemayam, tetapi kini menjadi arena penuh tantangan.
  4. Styx – koridor terakhir menuju permukaan, penuh racun dan ancaman mematikan.

Setiap arena pertempuran cepat dan intens. Zagreus dapat menggunakan berbagai senjata mistis, yang disebut Infernal Arms, seperti:

  • Stygius (pedang) — serangan cepat jarak dekat.
  • Coronacht (busur) — ideal untuk serangan jarak jauh.
  • Aegis (perisai) — kombinasi pertahanan dan ofensif.
  • Varatha (tombak) — serangan fleksibel dengan jangkauan menengah.
  • Malphon (sarung tangan) — untuk gaya bertarung cepat dan agresif.
  • Exagryph (senapan) — senjata jarak jauh yang kuat namun berisiko tinggi.

Yang membuat permainan menarik adalah sistem kombinasi kekuatan dewa. Setiap dewa menawarkan kemampuan unik — misalnya, Zeus memberikan serangan petir berantai, Poseidon menciptakan gelombang dorong, dan Athena memberikan kemampuan bertahan reflektif. Pemain bebas menggabungkan kekuatan ini untuk menciptakan gaya bertarung pribadi yang unik setiap kali bermain.


Progres dan Pertumbuhan

Meski setiap kematian mengembalikan Zagreus ke awal, progres pemain tidak sepenuhnya hilang. Pemain dapat mengumpulkan berbagai sumber daya seperti:

  • Darkness untuk meningkatkan atribut permanen.
  • Keys untuk membuka senjata baru.
  • Nectar untuk mempererat hubungan dengan karakter lain.
  • Gemstones untuk mempercantik dan menambah fasilitas di rumah Hades.

Dengan sistem ini, setiap percobaan tidak terasa sia-sia. Bahkan kegagalan memberi rasa kemajuan — baik dalam hal kemampuan Zagreus maupun pengembangan hubungan antar karakter.

Satu aspek menarik lainnya adalah sistem hubungan (bonding) dengan karakter lain. Pemain bisa memberikan Nectar untuk mendapatkan kepercayaan mereka, membuka dialog baru, dan kadang-kadang memperoleh Keepsakes, item pasif yang memberikan efek khusus dalam pertempuran.


Visual dan Audio

Secara estetika, Hades luar biasa menawan. Supergiant Games menggunakan gaya seni bergaya lukisan tangan (hand-drawn) dengan warna-warna kontras kuat yang memadukan kegelapan dunia bawah dan cahaya ilahi. Desain karakter para dewa sangat kreatif — elegan, karismatik, dan sedikit eksentrik, mencerminkan kepribadian mereka masing-masing.

Musiknya, digubah oleh Darren Korb, merupakan salah satu aspek paling berkesan. Perpaduan antara rock, folk, dan elemen mitologi menciptakan suasana epik dan intens di setiap pertarungan. Lagu-lagu seperti “Out of Tartarus” dan “God of the Dead” menjadi simbol energi dan perjuangan Zagreus.

Selain itu, pengisi suara (voice acting) dilakukan dengan sempurna — terutama dialog antara Zagreus (Darren Korb) dan Hades (Logan Cunningham), yang menghadirkan dinamika ayah-anak yang kompleks: keras, sinis, namun diam-diam penuh kasih.


Cerita yang Terus Berkembang

Yang membedakan Hades dari roguelike lain adalah cara ia menyampaikan cerita secara progresif melalui pengulangan. Setiap kali pemain mati, alih-alih hanya memulai ulang, dunia juga berubah — karakter memberi komentar baru, reaksi berbeda, atau membuka percakapan baru.

Pendekatan ini membuat narasi terasa hidup dan alami. Tidak ada pengulangan membosankan; justru setiap kegagalan memberi konteks emosional baru. Dalam banyak hal, Hades berhasil menggabungkan struktur roguelike dengan alur cerita yang terus berkembang secara organik, sesuatu yang jarang dicapai game lain.


Kelebihan Hades

  1. Narasi mendalam dan progresif – cerita berkembang setiap kali mati.
  2. Pertempuran cepat dan memuaskan dengan variasi gaya bertarung.
  3. Desain karakter luar biasa, penuh pesona dan gaya unik.
  4. Seni visual dan musik top-tier, menciptakan atmosfer yang kuat.
  5. Pengulangan tidak membosankan — selalu ada hal baru untuk ditemukan.

Kekurangan Hades

  1. Tingkat kesulitan tinggi bisa membuat frustrasi pemain baru.
  2. Beberapa pertempuran boss terasa repetitif setelah puluhan percobaan.
  3. Tidak ada mode eksplorasi bebas di luar pertempuran.

Namun kekurangan itu tidak mengurangi kualitas keseluruhan. Hades tetap menjadi salah satu game dengan keseimbangan terbaik antara gameplay, cerita, dan seni.


Penerimaan dan Penghargaan

Setelah perilisannya, Hades menjadi fenomena global. Game ini memenangkan Best Indie Game dan Best Action Game di The Game Awards 2020, serta masuk nominasi Game of the Year, bersaing dengan raksasa seperti The Last of Us Part II dan Ghost of Tsushima.

Kritikus dan pemain memuji Supergiant Games atas inovasi dalam storytelling dan desain dunia. Bahkan banyak yang menganggap Hades sebagai salah satu game terbaik sepanjang masa dalam genre roguelike.


Kesimpulan

Hades bukan sekadar game aksi — ia adalah sebuah karya seni interaktif yang menggabungkan mitologi, filosofi hidup, dan kisah keluarga dalam satu pengalaman luar biasa.

Melalui setiap kematian, pemain belajar tentang perjuangan, tekad, dan pengampunan. Zagreus tidak hanya melawan monster, tetapi juga melawan takdir dan keinginan untuk diterima.

Dengan kombinasi visual memesona, gameplay cepat, dan cerita penuh emosi, Hades membuktikan bahwa bahkan di dunia bawah yang kelam, keindahan dan harapan masih bisa ditemukan di setiap langkah perjuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *