Dauntless adalah game aksi RPG gratis yang dikembangkan oleh Phoenix Labs. Versi beta-nya diluncurkan pada Mei 2018 untuk Microsoft Windows, sebelum rilis akses awal di bawah penerbitan Epic Games pada 21 Mei 2019 untuk PlayStation 4 dan Xbox One—dengan dukungan penuh untuk cross-platform play. Rilis penuh untuk kedua platform tersebut menyusul pada 26 September 2019, diikuti oleh versi Nintendo Switch pada 10 Desember 2019. Adaptasi untuk PlayStation 5 dan Xbox Series X/S kemudian hadir pada 2 Desember 2021.
Setelah Phoenix Labs diakuisisi oleh perusahaan berbasis blockchain pada 2023, mayoritas tim pengembang diberhentikan pada Januari 2025. Akibatnya, server Dauntless resmi ditutup pada 30 Mei 2025, menandai berakhirnya perjalanan salah satu game free-to-play co-op paling populer di masanya.
Gameplay
Dauntless mengambil latar dunia fantasi pasca-bencana, di mana peristiwa besar telah menghancurkan daratan dan memunculkan makhluk raksasa yang disebut Behemoth. Para Behemoth ini memangsa manusia yang masih bertahan hidup dan menyerap aether, sumber energi yang menopang pulau-pulau terapung di langit.
Pemain berperan sebagai seorang Slayer, pemburu profesional yang ditugaskan untuk menumpas para Behemoth. Setiap perburuan menghasilkan jarahan (loot) berupa bahan langka yang digunakan untuk membuat dan meningkatkan senjata serta armor. Semakin kuat Behemoth yang dikalahkan, semakin kuat pula perlengkapan yang bisa dibuat pemain.
Pertarungan berlangsung dari sudut pandang orang ketiga dengan sistem aksi berbasis kombo. Pemain harus menyeimbangkan antara serangan, pengelolaan stamina, dan penghindaran serangan musuh. Beberapa perburuan dapat berlangsung lebih dari 20 menit, tergantung tingkat kesulitan dan kerja sama tim.
Dauntless dapat dimainkan solo atau secara kooperatif, baik dalam tim hingga empat pemain maupun instansi publik berisi enam pemain. Sistem kerja samanya menjadi inti pengalaman permainan, mendorong pemain untuk berburu bersama, saling mendukung, dan berbagi strategi untuk mengalahkan Behemoth yang semakin berbahaya.



Pengembangan dan Rilis
Dauntless dikembangkan oleh Phoenix Labs, studio yang dibentuk oleh mantan pengembang Riot Games — Jesse Houston, Sean Bender, dan Robin Mayne. Pada awal 2017, tim ini telah berkembang menjadi sekitar 40 orang, termasuk talenta dari BioWare, Blizzard Entertainment, dan Capcom. Meski skala mereka lebih kecil dibandingkan studio AAA, Houston menegaskan bahwa Phoenix Labs dirancang untuk menciptakan pengalaman AAA bergaya independen, dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan fokus pada komunitas.

Konsep Dauntless terinspirasi kuat dari seri Monster Hunter milik Capcom, yang terkenal dengan sistem berburu raksasa dan progres berbasis keterampilan. Para pengembang sendiri mengaku memiliki ribuan jam pengalaman bermain Monster Hunter. Selain itu, Dark Souls dan World of Warcraft juga turut memengaruhi arah desain Dauntless—khususnya dalam hal pertarungan menantang, struktur sosial kooperatif, dan sistem progres berlapis. Houston menyebut Dark Souls sebagai bukti bahwa pasar untuk game aksi hardcore berbasis PvE memang ada.
Gaya visual game ini juga mengambil inspirasi dari film animasi seperti Tangled dan produksi Disney lainnya. Phoenix Labs secara sengaja menghindari gaya realisme ekstrem agar grafis Dauntless tetap enak dipandang dan tidak cepat usang.
Sejak diumumkan pada The Game Awards 2016, game ini langsung menarik perhatian publik. Phoenix Labs kemudian membuka uji coba alfa tertutup pada 18 Agustus 2017, disusul oleh beta terbuka pada Mei 2018. Hanya dalam dua minggu, jumlah pemainnya melampaui satu juta, dan mencapai dua juta pemain pada Juli di tahun yang sama.
Dalam hal monetisasi, Dauntless mengadopsi model free-to-play, tetapi hanya untuk kosmetik dan peningkatan sementara, bukan untuk akses konten. Setelah kritik luas terhadap sistem loot box di industri, Phoenix Labs menghapus mekanik tersebut dan menggantinya dengan sistem battle pass bernama Hunt Pass dan Season Pass, yang menawarkan rotasi hadiah kosmetik dan emote.


Rencana awalnya, Dauntless hanya akan dirilis di PC. Namun setelah sukses di fase beta, Phoenix Labs memperluas rencana ke PlayStation 4 dan Xbox One, dengan ambisi menghadirkan cross-platform play penuh. Melalui kerja sama dengan Epic Games dan dukungan akun lintas platform via Epic Games Store, Dauntless menjadi game pertama yang mendukung cross-play antara PC, PS4, dan Xbox One sejak peluncuran awalnya pada 21 Mei 2019.
Popularitasnya melonjak cepat—basis pemain meningkat dari 3 juta menjadi 6 juta hanya dalam beberapa hari, menyebabkan server sempat kewalahan sebelum diperluas. Game ini keluar dari fase early access pada 26 September 2019, disertai ekspansi besar pertamanya, Aether Unbound, dan telah menjangkau 15 juta pemain di seluruh dunia.


Versi Nintendo Switch menyusul pada 10 Desember 2019, sementara edisi PlayStation 5 dan Xbox Series X/S dirilis pada 2 Desember 2021, lengkap dengan fitur cross-play dan cross-progression antarplatform.
Pembaruan besar berjudul Dauntless: Awakening hadir pada 5 Desember 2024, bersamaan dengan peluncuran game di Steam. Update ini membawa senjata baru—total menjadi 18 jenis—dan sistem misi yang diperbarui sesuai umpan balik komunitas.
Namun masa jayanya berakhir setelah Phoenix Labs diakuisisi oleh Forte Labs, perusahaan berbasis blockchain, pada 2023. Setelah dua gelombang PHK besar pada Mei 2024 dan Januari 2025, studio mengumumkan bahwa server Dauntless akan ditutup pada 30 Mei 2025.

Per Juni 2025, seluruh server Dauntless resmi dimatikan, dan game ini tidak lagi dapat diunduh di semua platform—menutup perjalanan panjang salah satu game berburu co-op paling berpengaruh di era modern.
Penerimaan
Dauntless mendapat tanggapan positif secara hati-hati saat perilisannya. Banyak kritikus memuji gameplay inti berburu monster yang solid dan menghibur, meskipun beberapa mencatat bahwa konten endgame cepat habis untuk pemain berpengalaman. Game Informer menilai mekanisme perburuan dan sistem pertarungannya menyenangkan dan fokus, namun memperingatkan bahwa pemain veteran akan kehabisan tantangan dalam waktu singkat.



Sebaliknya, GameSpot memberikan penilaian yang lebih kritis. Mereka memuji variasi senjata dan desain monster yang kreatif, tetapi menganggap elemen cerita, karakter, serta dunia permainan terasa datar dan kurang dikembangkan. Selain itu, sejumlah bug di versi awal juga disebut mengganggu pengalaman bermain.
Penerimaan publik berubah drastis setelah perilisan pembaruan besar Dauntless: Awakening pada Desember 2024. Banyak pemain menentang perubahan sistem progresi dan penerapan loot box serta battle pass yang dianggap mengunci sebagian besar konten lama di balik paywall. Akibatnya, game ini menjadi sasaran review bombing di Steam, dengan banyak pemain lama menyatakan kekecewaan atas arah baru yang diambil pengembang menjelang penutupan server-nya.



Penutupan
Dauntless pernah menjadi salah satu contoh terbaik bagaimana model free-to-play bisa menghadirkan pengalaman kooperatif berkualitas tanpa harus bergantung pada pay-to-win. Dengan sistem pertarungan cepat, desain monster yang kreatif, dan dukungan cross-platform penuh, game ini berhasil membangun komunitas besar dan setia di masa jayanya.
Namun seiring waktu, perubahan arah pengembangan dan keputusan bisnis yang kontroversial membuat popularitasnya menurun. Meski akhirnya harus tutup pada 2025, Dauntless tetap dikenang sebagai proyek ambisius yang berhasil membawa semangat Monster Hunter ke ranah gratisan — dan membuktikan bahwa game independen juga bisa bersaing di level global.
